LUMAJANG, KOMPAS.com - Santri yang menenggak larutan Hydrochloric Acid (HCL) atau asam klorida di Pondok Pesantren Asy-Syarifiy Lumajang, Jawa Timur, ternyata tidak hanya satu orang.
Selain Dewangga, ternyata ada dua santri lain yakni Azril dan Rama, yang turut meminum larutan HCL dari temannya, Anton.
Dewangga, salah satu santri yang terlibat, mengalami masalah saluran pencernaan yang serius sejak tiga bulan lalu.
Menurut informasi, Dewangga diduga dipaksa oleh teman-temannya untuk menenggak larutan HCL yang disimpan dalam botol minuman kemasan.
Baca juga: Ponpes Asy-Syarifiy Bantah Dewangga Dipaksa Temannya Tenggak HCL
Akibatnya, ia harus menjalani perawatan intensif di beberapa rumah sakit karena penyumbatan pada saluran pencernaan.
"Saat ini, Dewangga kesulitan untuk makan. Ia harus disuntikkan susu khusus melalui selang sebagai pengganti nutrisi yang dibutuhkan tubuh," ungkap Ahmad Syaifudin Amin, Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Asy-Syarifiy.
Amin menambahkan bahwa kondisi ketiga santri tersebut berbeda-beda.
Dewangga dan Azril mengalami gejala muntah-muntah, sementara Rama tidak mengalami gejala apapun karena ia langsung memuntahkan larutan tersebut setelah merasakan rasa aneh.
"Total ada tiga santri yang minum, yang dua ini sampai muntah-muntah, sedangkan satu santri tidak ada gejala apapun," ujar Amin saat memberikan keterangan di Pondok Pesantren Asy-Syarifiy, Selasa (30/9/2025).
Pihak pondok segera membawa ketiga santri tersebut ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
"Semuanya kita bawa ke rumah sakit, termasuk yang tidak kenapa-kenapa, untuk memastikan kesehatannya," tambah Amin.
Baca juga: Kondisi Santri di Lumajang yang Dipaksa Tenggak Larutan HCL oleh Temannya
Dewangga mengalami kondisi terparah. Ada penyumbatan saluran pencernaan dari lambung ke usus.
Berat badannya turun drastis dari 39 kilogram menjadi 24 kilogram dalam waktu tiga bulan.
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, Dewangga harus disuntikkan susu khusus setiap satu jam sekali.
Sementara itu, Azril saat ini sedang dalam masa pemulihan di rumahnya, sedangkan Rama telah kembali beraktivitas di pondok.
"Dewangga memang masih butuh pengobatan intensif karena dampaknya yang paling parah. Azril sedang pemulihan, dan Rama sudah masuk ke pondok lagi," tutup Amin.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang