LUMAJANG, KOMPAS.com - Pondok Pesantren Asy-Syarifiy membantah bahwa santrinya, Dewangga, dipaksa menenggak larutan Hydrochloric Acid (HCL) oleh temannya.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa Dewangga mengalami masalah saluran pencernaan yang serius setelah insiden tersebut.
Dewangga, seorang santri di Pondok Pesantren Asy-Syarifiy 01, Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, telah mengalami masalah pencernaan sejak tiga bulan lalu.
Ia diduga meneguk larutan HCL yang disimpan dalam botol minuman kemasan, yang dipegang temannya, Anton.
Baca juga: Kondisi Santri di Lumajang yang Dipaksa Tenggak Larutan HCL oleh Temannya
Akibat insiden tersebut, Dewangga harus menjalani perawatan intensif di berbagai rumah sakit karena mengalami penyumbatan saluran pencernaan.
Kondisi ini membuatnya kesulitan makan sehari-hari, sehingga ia harus disuntikkan susu khusus melalui selang sebagai pengganti nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Asy-Syarifiy, Ahmad Syaifudin Amin, menjelaskan bahwa insiden yang menimpa Dewangga bermula dari ketidaksengajaan.
Amin menegaskan bahwa tidak ada unsur perundungan dari santri lain dalam peristiwa tersebut.
Baca juga: Pengobatan Santri Lumajang yang Tenggak HCL Habiskan Rp 225 Juta, Keluarga Buka Donasi
"Jadi bukan dipaksa minum, keterangan dari para santri menyebutkan bahwa korban ini meminta kepada pelaku dan langsung diberikan atau diiyakan," kata Amin di Ponpes Asy-Syarifiy Lumajang, Selasa (30/9/2025).
Amin juga menambahkan bahwa setelah kejadian itu, pihak pondok pesantren segera mengambil langkah cepat dengan mengevakuasi Dewangga ke rumah sakit di Lumajang.
"Kami langsung bawa ke rumah sakit, sampai dirujuk ke Jember dan Surabaya kami juga kawal terus," ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang