BANGKALAN, KOMPAS.com - Seorang pekerja migran Indonesia asal Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, dikabarkan meninggal dunia di Korea Selatan.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul memfasilitasi pemulangan jenazah hingga tiba di Bangkalan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Bangkalan, Jimmy Tri Sukmana mengatakan, korban yakni Misturi (33), warga Desa Bator, Kecamatan Klampis, Kabupaten Bangkalan.
Korban sebelumnya bekerja di kapal penangkap ikan Korea Selatan bernama 105 Sungwoongho.
"Iya betul salah satu PMI asal Kecamatan Klampis meninggal diduga mengalami kecelakaan kerja di Korea," ujarnya, Jumat (26/9/2025).
Baca juga: Kim Keon Hee, Eks Ibu Negara Korea Selatan, Hadapi Sidang Pidana Terkait Korupsi
Korban mengalami kecelakaan kerja saat sedang berada di dek kapal. Diduga, korban terjepit saat berada di antara alat pengering ikan yang berada di atas kapal tersebut.
Beban berat dari alat pengering itu menghimpit badan korban dan mengakibatkan paru-paru korban tak bisa mengembang. Akibatnya, korban kesulitan bernapas.
Baca juga: 13 Tahun Derita Kaki Gajah, Eks Pekerja Migran Asal Cirebon Minta Tolong Gubernur Jabar
Menurut Jimmy, dari keterangan yang ia peroleh dari KBRI di Seoul, korban sempat dibawa ke rumah sakit. Namun, nyawanya tak tertolong setelah mendapatkan perawatan. Pihak KBRI lalu membantu memfasilitasi pemulangan jenazah.
"Kami menjemput jenazah almarhum di terminal kargo Bandara Juanda Surabaya. Beliau adalah pahlawan devisa, menjadi kewajiban kami untuk membantu mengantarkan korban ke pihak keluarga," imbuhnya.
Meski begitu, hingga kini Jimmy belum mengetahui korban berangkat ke Korea sesuai prosedur atau tidak. Sebab, pihaknya belum menemukan data keberangkatan korban secara resmi.
"Sampai kemarin malam, petugas bidang terkait belum menemukan data tracing korban. Kami belum tahu almarhum berangkat ke sana secara prosedural atau tidak," ungkapnya.
"Namun yang pasti beliau adalah pahlawan devisa karena hasil jerih payahnya digunakan dikirimkan ke keluarga di sini," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang