LUMAJANG, KOMPAS.com - Sebanyak 45 penerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terindikasi bermain judi online (judol).
Koordinator pendamping PKH Kabupaten Lumajang Akbar Alamin mengatakan, informasi itu didapatkannya dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
"Ini kami dapat data dari Kemensos yang asalnya dari PPATK, bahwa di Kabupaten Lumajang ada 45 penerima bansos yang terindikasi bermain judi online," kata Akbar di kantor Kelurahan Jogotrunan Lumajang, Kamis (25/9/2025).
Baca juga: 467 Penerima Bansos di Kota Kediri Dicoret Kemensos karena Terindikasi Judol
Akbar menerangkan, data dari Kemensos itu akan dilakukan verifikasi ulang kepada yang bersangkutan.
Menurutnya, banyak kasus di daerah lain, penerima bansos dicurigai terlibat judi online, tapi ternyata ia sudah tua dan tidak bisa mengoperasikan handphone. Sedangkan, identitas dirinya digunakan oleh orang lain untuk bermain judol.
"Sekarang verifikasi, khawatirnya identitas dan rekening KPM dipakai orang lain untuk judol, jadi kami ingin informasi ini benar-benar akurat," jelasnya.
Baca juga: Terungkap Motif Pria Asal Malang Dibuang di Bangkalan, Pelaku Terjebak Judol
Paling cepat, kata Akbar, verifikasi akan berlangsung selama 3 bulan untuk memastikan KPM terlibat judol atau tidak.
Apabila terbukti, maka bantuan sosial yang diterimanya akan dilakukan pencabutan oleh Kemensos.
"Paling cepat 3 bulan ini untuk verifikasi, jadi kalau terbukti ya kita akan ajukan pemberian sanksi untuk dicabut bansosnya," tegasnya.
Baca juga: Kecanduan Judol, Pelaku Tega Aniaya dan Tinggalkan Temannya di Bangkalan, Mobil Digadai Rp 15 Juta
Akbar mengimbau, para penerima bantuan sosial PKH di Kabupaten Lumajang untuk bijak dalam mempergunakan bantuan pemerintah.
Pasalnya, bantuan pemerintah tidak akan selamanya diberikan. Sebab, saat KPM sudah dianggap mampu maka, bantuan akan dihentikan.
"Kami imbau gunakan bantuan dengan bijak, judi itu dosa, tidak akan kaya juga dari judi, jadi gunakan bantuan dengan baik agar bisa segera mandiri secara ekonomi," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang