Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancam Celurit dan Bacok Korban, Dua Begal Sadis di Kota Malang Diringkus Polisi

Kompas.com, 24 September 2025, 15:27 WIB
Nugraha Perdana,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Aksi kriminalitas jalanan yang meresahkan warga kembali ditindak tegas aparat kepolisian di Kota Malang, Jawa Timur.

Unit Reskrim Polsek Kedungkandang berhasil meringkus dua pelaku begal sadis, Muchammat Agus (26) dan Rico Cahyo (25).

Kedua tersangka, yang merupakan warga Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, ditangkap setelah melakukan perampasan disertai kekerasan di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.

Plh Kapolsek Kedungkandang, AKP Sugeng Iryanto, menjelaskan bahwa kedua pelaku kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.

Baca juga: Cerita Korban Terima Pesanan Ojol, Kena Begal di Tempat Sepi

"Keduanya kami jerat dengan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan, yang membawa ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara," kata Sugeng pada Rabu (24/9/2025).

Peristiwa perampasan tersebut terjadi pada Minggu (4/5/2025) dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB.

Insiden bermula saat korban, seorang mahasiswi berinisial WNM (19), menonton pertunjukan bantengan di kawasan Arjowinangun.

Setelah itu, ia dihubungi dua teman prianya untuk bertemu dan menghabiskan waktu di sebuah lahan kosong yang berlokasi di belakang kantor BPBD, Jalan Mayjen Sungkono.

Korban kemudian menyusul teman-temannya menggunakan sepeda motor Honda Scoopy bernomor polisi N 5869 BAP.

"Saat mereka bertiga hendak berpindah lokasi dengan berboncengan, tiba-tiba mereka diadang oleh kedua pelaku yang datang menggunakan motor Yamaha Jupiter. Tanpa basa-basi, pelaku langsung mengacungkan sebilah celurit," papar Sugeng.

Baca juga: Jambret Kalung Viral di Medsos, 2 Begal di Sumbawa Barat Dibekuk Polisi

Para pelaku kemudian mendorong motor hingga ketiga korban terjatuh.

Di bawah ancaman senjata tajam, korban dan teman-temannya tidak dapat memberikan perlawanan.

Kebrutalan pelaku tidak berhenti sampai di situ.

Ketika para pelaku hendak membawa kabur motor rampasannya, korban WNM secara refleks berusaha mempertahankan miliknya dengan memegangi behel (pegangan besi) di bagian belakang motor.

"Melihat korban melawan, salah satu tersangka tanpa ragu langsung membacok tangan kanan korban hingga menyebabkan luka. Setelah itu, mereka langsung melarikan diri dengan motor hasil rampasan," ujar Sugeng.

Berbekal laporan korban dan hasil penyelidikan intensif, tim Reskrim Polsek Kedungkandang dapat mengidentifikasi dan melacak keberadaan kedua pelaku.

Empat bulan setelah kejadian, tepatnya pada Minggu malam (7/9/2025), keduanya diringkus di rumah masing-masing.

Baca juga: Begal di Blitar Serang Wanita di Hutan, Rampas Motor dan Tas Korban

Polisi turut mengamankan barang bukti berupa senjata tajam jenis celurit yang digunakan untuk mengancam dan melukai korban, serta motor Yamaha Jupiter yang menjadi sarana kejahatan.

"Adapun motor Scoopy milik korban, berdasarkan pengakuan tersangka, telah dijual kepada seorang penadah seharga Rp 2,5 juta." 

"Saat ini, anggota kami masih terus mengembangkan kasus ini untuk memburu penadah dan menemukan kembali kendaraan milik korban," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau