LUMAJANG, KOMPAS.com - Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mulai mendapat keluhan dari orang tua siswa.
Keluhannya mulai dari lauk yang disajikan bau amis, buah potongnya kecut, hingga makanannya belum matang.
Keluhan itu terjadi di SD Islam Terpadu (SDIT) Nurul Islam Klakah, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang.
Khusnul Khotimah, salah satu wali murid mengatakan, menu MBG yang diberikan kepada putranya selama 2 pekan ini kurang sesuai.
Ia menduga, makanan tersebut dibuat secara terburu-buru demi mengejar waktu.
Sehingga ada makanan yang belum matang tetapi tetap disajikan.
"Menunya kurang sesuai. Menu kari kentang beberapa hari lalu, kentangnya belum matang," kata Khusnul, Rabu (17/9/2025).
Baca juga: MBG Tidak Sesuai Selera Anak Picu Food Waste, Pengamat Beri Catatan untuk Pemerintah
Khusnul menjelaskan, karena makanannya belum matang dan tidak dimakan, akhirnya guru kelas meminta siswa untuk membawa wadah sendiri, agar makanan tersebut dibawa pulang.
"Sama gurunya dilarang dibuang di sekolah. Makanya bawa wadah sendiri terus dibawa pulang. Sempat saya cicipi memang belum matang masakannya," jelasnya.
Susiati, salah satu wali murid menambahkan, jika anaknya pernah mengeluhkan makanan yang diterimanya lantaran lauknya mengeluarkan bau amis.
"Cuma sekali yang gak enak enak, lauk ayamnya bau (amis) Jadi anak saya tidak mau makan. Itu seminggu yang lalu," kata Susiati.
Baca juga: Soal Surat Orangtua Tak Tuntut Keracunan MBG Brebes, BGN: Suratnya Bukan dari Kami
Kepala SDIT Nurul Islam Klakah Taufik membenarkan ada potongan buah yang kecut dan menu ayam yang sempat mengeluarkan bau amis.
Namun, Taufik membantah jika makanan yang disajikan kepada anak didiknya basi.
"Iya kalau buahnya kecut benar sama beberapa waktu lalu ayamnya amis, tapi bukan basi," kata Taufik.
Baca juga: Puluhan Siswa di Baubau Diduga Keracunan Usai Santap MBG, Ayam Disebut Sudah Bau
Della, Kepala Dapur satuan pemenuhan pelayanan gizi (SPPG) Klakah, juga membantah ada makanan yang disajikannya basi.
Namun, ia tak menampik bahwa potongan buah melon yang disajikan ke para siswa sempat kecut.
Menurutnya, buah melon memang cepat mengalami perubahan rasa setelah dikupas dan dipotong.
"Kalau (makanan) basi itu kami tidak menerima laporan, tapi kalau kecut, itu kemungkinan memang di buah melon, itu memang tidak tahan lama," kata Della.
Baca juga: Program MBG di Kota Pasuruan Baru Jangkau 8 Sekolah
"Selain itu,dari tertutup di ompreng itu juga bisa jadi salah satu penyebabnya," lanjutnya.
Della menyebut, pihaknya akan melakukan evaluasi menu MBG yang akan diberikan kepada siswa. Salah satunya dengan mengganti buah yang memiliki daya tahan lama seperti anggur.
"Nanti kita rubah supaya tidak terulang kembali kejadian serupa," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang