Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Murid di Lumajang Keluhkan Menu MBG Kurang Matang hingga Bau Amis

Kompas.com, 17 September 2025, 10:47 WIB
Miftahul Huda,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mulai mendapat keluhan dari orang tua siswa.

Keluhannya mulai dari lauk yang disajikan bau amis, buah potongnya kecut, hingga makanannya belum matang.

Keluhan itu terjadi di SD Islam Terpadu (SDIT) Nurul Islam Klakah, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang.

Khusnul Khotimah, salah satu wali murid mengatakan, menu MBG yang diberikan kepada putranya selama 2 pekan ini kurang sesuai.

Ia menduga, makanan tersebut dibuat secara terburu-buru demi mengejar waktu.

Sehingga ada makanan yang belum matang tetapi tetap disajikan.

"Menunya kurang sesuai. Menu kari kentang beberapa hari lalu, kentangnya belum matang," kata Khusnul, Rabu (17/9/2025).

Baca juga: MBG Tidak Sesuai Selera Anak Picu Food Waste, Pengamat Beri Catatan untuk Pemerintah

Khusnul menjelaskan, karena makanannya belum matang dan tidak dimakan, akhirnya guru kelas meminta siswa untuk membawa wadah sendiri, agar makanan tersebut dibawa pulang.

"Sama gurunya dilarang dibuang di sekolah. Makanya bawa wadah sendiri terus dibawa pulang. Sempat saya cicipi memang belum matang masakannya," jelasnya.

Susiati, salah satu wali murid menambahkan, jika anaknya pernah mengeluhkan makanan yang diterimanya lantaran lauknya mengeluarkan bau amis.

"Cuma sekali yang gak enak enak, lauk ayamnya bau (amis) Jadi anak saya tidak mau makan. Itu seminggu yang lalu," kata Susiati.

Baca juga: Soal Surat Orangtua Tak Tuntut Keracunan MBG Brebes, BGN: Suratnya Bukan dari Kami

Kepala SDIT Nurul Islam Klakah Taufik membenarkan ada potongan buah yang kecut dan menu ayam yang sempat mengeluarkan bau amis.

Namun, Taufik membantah jika makanan yang disajikan kepada anak didiknya basi.

"Iya kalau buahnya kecut benar sama beberapa waktu lalu ayamnya amis, tapi bukan basi," kata Taufik.

Baca juga: Puluhan Siswa di Baubau Diduga Keracunan Usai Santap MBG, Ayam Disebut Sudah Bau

Della, Kepala Dapur satuan pemenuhan pelayanan gizi (SPPG) Klakah, juga membantah ada makanan yang disajikannya basi.

Namun, ia tak menampik bahwa potongan buah melon yang disajikan ke para siswa sempat kecut.

Menurutnya, buah melon memang cepat mengalami perubahan rasa setelah dikupas dan dipotong.

"Kalau (makanan) basi itu kami tidak menerima laporan, tapi kalau kecut, itu kemungkinan memang di buah melon, itu memang tidak tahan lama," kata Della.

Baca juga: Program MBG di Kota Pasuruan Baru Jangkau 8 Sekolah

"Selain itu,dari tertutup di ompreng itu juga bisa jadi salah satu penyebabnya," lanjutnya.

Della menyebut, pihaknya akan melakukan evaluasi menu MBG yang akan diberikan kepada siswa. Salah satunya dengan mengganti buah yang memiliki daya tahan lama seperti anggur.

"Nanti kita rubah supaya tidak terulang kembali kejadian serupa," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau