“Kalau orang bebas bisa jalan-jalan atau pergi rekreasi, warga binaan tidak bisa. Maka buku menjadi bentuk rekreasi mereka, cara mereka melihat dunia luar,” kata Ari Rahmanto, Kepala Lapas Magetan.
Ia menegaskan, fungsi perpustakaan di Lapas bukan sekadar fasilitas tambahan, melainkan bagian dari program pembinaan.
Melalui membaca, warga binaan diharapkan mampu mengubah pola pikir, menambah wawasan, dan menyiapkan diri kembali ke masyarakat.
“Buku adalah terapi mental. Warga binaan bisa menenangkan diri, merenung, sekaligus mengisi waktu dengan hal-hal positif,” ujar Ari.
Baca juga: Kiprah Dini Widianti, Sulap Perpustakaan Sekolah Penuh Rayap Jadi Juara Tingkat Nasional
Salah satu contoh nyata datang dari Habibie, warga binaan yang sudah 3 tahun menjalani vonis enam tahun karena kasus pidana.
Ia mengaku, hampir setiap hari membaca, terutama kitab-kitab agama.
“Yang paling saya suka itu Fatilah Amal. Dari buku itu saya belajar kisah para sahabat Nabi dan ulama besar. Saya biasa membaca setelah salat Subuh atau sore hari. Rasanya hati jadi tenang,” ungkap Habibie.
Ia menghitung-hitung, sudah hampir seribu buku ia baca selama mendekam di lapas Magetan.
Baginya, membaca bukan hanya cara mengusir waktu, tapi juga bekal hidup baru kelak setelah bebas.
“Saya ingin nanti pulang dengan pemahaman baru, pola pikir baru. Saya tidak mau jatuh di lubang yang sama. Dulu saya terjerumus karena salah pergaulan,” katanya lirih.
Habibie menyadari, tantangan berat menantinya saat bebas nanti.
“Saya hanya berharap, masyarakat mau menerima. Jangan memandang saya sebelah mata. Saya sudah berusaha memperbaiki diri,” ujarnya penuh harap.
Baca juga: Oei Hiem Hwi, Kejar Mimpi Dirikan Perpustakaan Medayu Agung Surabaya
Jika Habibie menemukan jalan pulang lewat literatur agama, Rizky, warga binaan kasus narkoba, justru menemukan dunia barunya lewat komik.
“Favorit saya itu One Piece. Ceritanya kompleks, enggak cuma soal pertarungan. Ada isu perbudakan, pasar gelap, sampai perjuangan meraih kebebasan. Dari situ saya belajar tentang solidaritas dan percaya diri,” kata Rizky ketika menceritakan tokoh idolanya.
Ia bahkan pernah mengajukan permintaan khusus kepada perpustakaan Lapas agar menambah koleksi komik One Piece.