BANGKALAN, KOMPAS.com - Polisi terus mendalami kasus pembunuhan yang menimpa MY (41), warga Desa Bandang Dajah, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
MY diduga dibunuh anak tirinya sendiri, K (18), yang merupakan warga Desa Tramok, Kecamatan Kokop, Kabupaten Bangkalan.
Kasat Reskrim Polres Bangkalan, AKP Hafid Dian Maulidi, menjelaskan bahwa dua pelaku, K (18) dan R (15), adalah kakak beradik sekaligus anak tiri korban.
Diketahui bahwa kedua pelaku menyimpan dendam terhadap korban karena ibunya menikah lagi dengan MY.
Dari keterangan K yang sudah ditangkap, polisi menemukan fakta bahwa niat untuk mencelakai korban telah direncanakan sejak lama.
Baca juga: Motif Pembacokan di Bangkalan Terungkap, Korban Sakit Hati Ibunya Menikah Lagi
"Jadi, dua pelaku ini sejak tahun 2024 lalu memang sudah berniat untuk melukai korban," ucap Hafid, Kamis (11/9/2025).
Meskipun telah memiliki niat, rencana penganiayaan terhadap korban belum terlaksana pada tahun tersebut.
"Iya, saat ini hanya sebatas niat, belum sampai melakukan," imbuhnya.
Rencana penganiayaan itu akhirnya disusun secara matang oleh kedua pelaku sebelum kejadian kemarin.
Mereka meminta ibunya mengirimkan uang dan bertemu di Jalan Desa Macajah, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan.
Di lokasi tersebut, tepat di sebelah SDN Macajah 2, kedua pelaku menganiaya korban menggunakan senjata tajam yang telah disiapkan sebelumnya.
Baca juga: Terungkap, Pelaku Pembacokan di Bangkalan Merupakan Anak Tiri Korban
K membawa celurit, sementara R yang masih duduk di bangku SMP disuruh membawa pisau.
"Kejadian kemarin memang telah direncanakan pelaku untuk membunuh korban," pungkasnya.
Sebelumnya, K merasa sakit hati karena ibunya menikah lagi dan mengharuskan dirinya mengurus dua adiknya yang masih sekolah.
Setelah bertemu dengan ibu dan ayah tirinya di tepi jalan untuk meminta uang, K kemudian membacok leher korban menggunakan celurit, sementara R menusuk perut korban.
Akibat serangan tersebut, MY terkapar dan meninggal dunia, sementara kedua pelaku melarikan diri.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang