Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Campak Juga Menyerang Sidoarjo, Sudah Ada 246 Kasus dan Mayoritas Balita

Kompas.com, 4 September 2025, 21:51 WIB
Bilal Ramadhan

Editor

SIDOARJO, KOMPAS.com - Berdasarkan catatan di Dinas Kesehatan (Dinkes), campak juga menyebar di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim).

Disebutkan, sejauh ini ada 246 kasus campak di Sidoarjo, yang diserang mayoritas balita.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinkes, dr Lakhsmie Herawati Yuwantina saat ditanya oleh Komisi D DPRD Sidoarjo, Kamis (4/9/2025).

Kasus campak itu menyebar di berbagai daerah di Sidoarjo.

Dan terakhir, disebutkan ada di Kecamatan Buduran.

“Kami terus memantau kondisi di berbagai daerah. Sejauh ini semua masih terkendali,” kata dr Lakhsmie.

Baca juga: Dinkes Palopo Catat Nol Kasus Campak pada 2024–2025

Kebanyakan yang terserang adalah bayi di atas 9 bulan. Bayi memang menjadi kelompok paling rentan terinfeksi campak. Jika tidak ditangani serius, penyakit ini bisa cepat menyebar di masyarakat.

Namun, campak yang menyebar di Sidoarjo, disebutnya belum termasuk kategori luar biasa, karena sejauh ini masih terkendali dan tidak sampai ada korban jiwa.

“Imunisasi kejar terus kami gerakkan lewat puskesmas, posyandu dan sebagainya. Tujuannya untuk membentengi anak-anak supaya tidak tertular virus itu,” lanjut dr Lakhsmie.

Baca juga: Campak di Probolinggo Capai 12 Kasus, Anak-anak Diminta Tak Telat Imunisasi

Mendengar kondisi itu, Komisi D pun langsung mewanti-wanti Dinkes agar lebih masif mengatasi persoalan ini.

Termasuk melakukan sosialisasi dan imunisasi, menyadarkan masyarakat agar memberikan imunisasi kepada anaknya supaya tidak terkena campak.

“Kesadaran masyarakat juga penting. Makanya kami minta Dinkes lebih masif melakukan sosialisasi dan imunisasi. Supaya kasus campak ini tidak terus menyebar,” kata Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo, Dhamroni Chudlori.

Baca juga: Permintaan Imunisasi Campak Meningkat, Bidan di Bangkalan Vaksinasi Door to Door

Pihaknya juga memantau ke beberapa puskesmas.

Diharapkan, jika ada anak yang terkena, segera ditangani secara maksimal, dan dilaporkan ke Dinkes. Supaya penanganan bisa cepat dan baik.

Di sisi lain, dewan juga menekankan pentingnya antisipasi.

Semua puskesmas, posyandu dan sebagainya, harus aktif melakukan pencegahan.

Memberikan sosialisasi kepada masyarakat supaya segera mengimunisasi anaknya.

“Dengan antisipasi yang baik, kami yakin persoalan ini bisa tertangani dengan baik. Jangan tunggu ada yang sakit baru bertindak, tapi antisipasi agar tidak sampai ada yang tertular virus itu,” pesan Dhamroni.

Untuk mencegah meluasnya penularan campak di Sidoarjo, Dinkes harus menguatkan imunisasi rutin di puskesmas maupun posyandu.

Vaksin campak dan rubella diberikan sesuai jadwal, sebagai langkah pencegahan.

Dengan cakupan imunisasi yang tinggi, masyarakat lebih terlindungi.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Campak Juga Menyebar di Sidoarjo, Mayoritas Bayi yang Terserang.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau