Editor
SURABAYA, KOMPAS.com - Tiga bangunan cagar budaya di Surabaya rusak berat akibat aksi anarkistis orang tidak dikenal yang menyusup di antara massa pengunjuk rasa.
Inventarisasi kerusakan pun dilakukan pemerintah sebelum melakukan perbaikan. Bangunan cagar budaya yang rusak yakni Gedung Negara Grahadi di Jalan Gubernur Suryo dan Kantor Polsek Tegalsari di Jalan Basuki Rahmat.
Selain itu, ada bangunan bunker Polsek Tegalsari yang dirusak.
Pembakaran sekaligus perusakan tersebut berlangsung pada Sabtu (30/8/2025) malam.
"Ada dua bangunan yang dibakar dan satu bangunan yang dirusak," kata Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Surabaya, Retno Hastijanti, Senin (1/9/2025).
Baca juga: Aksi 3 September 2025 di Gedung Grahadi Batal, Posko Dibongkar
Pihaknya kini tengah menginventarisasi kerusakan di masing-masing bangunan bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur dan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya.
Inventarisasi tersebut simultan dengan pengamanan bangunan sehingga mengantispasi adanya penjarahan.
"Tugas kami, menyelamatkan bangunan. (Bekas bangunan) yang dibakar, didokumentasikan, apakah ada elemen bangunan yang bisa diselamatkan, terutama elemen yang orisinil. Dindingnya apakah ada kerusakan, terutama yang bukan dinding tambahan," kata dia.
"Kami dokumentasikan, kami analisis, serta mengkaji langkah selanjutnya untuk tindakan pelestarian," ucap Retno.
Berdasarkan hasil penilaian sementara, nyaris seluruh bagian bangunan yang dibakar mengalami kerusakan.
Beberapa bagian yang selamat menyisakan bagian kontruksi dan beberapa furnitur.
Untuk bunker, kata Retno, mengalami kerusakan tetapi tidak sampai terbakar.
"Jadi, kerusakannya ada beberapa bagian interior," kata dia.
"Sedangkan untuk bangunan dibakar, ada beberapa produk kayu seperti jendela kayu yang utuh, sehingga, enggak kebakar. Ini yang kami selamatkan," ucap dia lagi.
Baca juga: Reruntuhan Sisa Kebakaran Gedung Grahadi Jadi Tontonan Warga Surabaya
Seluruh hasil asesmen tersebut akan dilaporkan kepada Kementerian Kebudayaan.
"Untuk proses perbaikan menunggu hasil analisis terlebih dahulu," kata dia.
Gedung Negara Grahadi dan Polsek Tegalsari merupakan beberapa koleksi bangunan Cagar Budaya yang ada di Surabaya.
Dibangun pada masa Belanda, usia bangunan tersebut telah lebih dari 3 abad.
Gedung Negara Grahadi merupakan bangunan kolonial yang dibangun antara 1795–1796 atas perintah Dirk van Hogendorp sebagai rumah kolonial mewah di tepi Kalimas.
Bersumber dari arsitek Belanda W Lemci, gedung yang kini dijadikan sebagai tempat penerimaan tamu negara dan aula pertemuan publik Pemrov Jatim tersebut pernah menjadi ruang penting, seperti lokasi sidang Raad van Justitie, resepsi, dan perundingan antara Presiden Soekarno dan Jenderal Hawthorn pada 1945 pada masa kemerdekaan.
Direnovasi bergaya Empire neoklasik (Dutch Colonial Villa) pada 1811, ada tambahan teras dan pilar bergaya klasik Eropa.
Tembok terbuat dari batu bata besar tanpa beton/semen serta pintu dan jendela besar kayu dan kaca membuat interior terang, hingga lantai didukung balok kayu jati original.
Sementara itu, bangunan Polsek Tegalsari dibangun pada era Hindia Belanda, sekitar 1920-an, sebagai Politie Bureau (Seksi Polisi) 2 Kaliasin Soerabaja.
Menjadi bagian dari reorganisasi kepolisian Hindia Belanda sejak 1914, tempat ini merupakan pusat pengawasan keamanan pusat Kota Surabaya.
Di sampingnya, terdapat bunker Tegalsari, dibangun sebagai tempat perlindungan dari ancaman udara pada masa Perang Dunia II.
Memiliki gaya arsitektural yang unik, tidak umum ditemukan pada bangunan mapolsek lain di Indonesia (seperti atap dengan ventilasi dan bovenlicht).
Baca juga: Polda Jatim Pastikan Surabaya Kondusif Pasca-demo Dua Hari
Kejadian pembakaran bangunan cagar budaya Gedung Negara Grahadi dan Polsek Tegalsari dilakukan orang tak dikenal pada Sabtu malam hingga menjelang Minggu dini hari.
Peristiwa tersebut berlangsung setelah aksi unjuk rasa di Jalan Gubernur Suryo tersebut dibubarkan aparat.
Di Polsek Tegalsari, sejumlah oknum tak dikenal tampak berusaha menjarah beberapa benda di sela membakar bangunan.
Barang yang dijarah di antaranya benda di area pagar sisi timur halaman markas, foto Presiden Prabowo, besi pada bagian atas pagar beton halaman markas, mesin dispenser, dan gas elpiji.
Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul "Selain Gedung Negara Grahadi, Ini Cagar Budaya Surabaya yang Dibakar OTK, Ada Jejak Perang Dunia II."
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang