SURABAYA, KOMPAS.com - Rencana aksi yang dijadwalkan berlangsung pada 3 September 2025 di depan Gedung Negara Grahadi terpaksa dibatalkan.
Tenda posko yang didirikan di Taman Apsari Surabaya, tepat di depan Gedung Grahadi, dibongkar pada Senin (1/9/2025) malam.
Pantauan Kompas.com menunjukkan bahwa tenda yang telah berdiri sejak 21 Agustus 2025 tersebut dibongkar secara sukarela oleh kelompok yang mengatasnamakan Rakyat Jawa Timur Menggugat.
Selain itu, sejak minggu lalu, juga didirikan tenda posko keamanan oleh Kodam V Brawijaya di lokasi yang sama.
Baca juga: Sikapi Rencana Aksi 3 September 2025, Khofifah: Saya Fokus Kerja
Sholeh, inisiator aksi massa 3 September 2025, menolak menyebut bahwa rencana aksinya batal.
"Rencana aksi ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan," ungkapnya kepada wartawan pada malam yang sama.
Pembatalan rencana aksi ini merupakan respons terhadap kondisi keamanan terkini pasca-aksi massa yang berujung pada tindakan anarkistis terhadap sejumlah fasilitas pemerintahan.
Sholeh memastikan bahwa aksi tersebut akan tetap digelar untuk menyampaikan tiga aspirasi, yaitu pengampunan pajak, pengusutan dugaan korupsi dana hibah, dan penghapusan pungutan liar (pungli) di sekolah negeri, jika situasi dianggap kondusif.
"Aksi akan tetap digelar untuk menyampaikan tiga tuntutan tadi," tegasnya.
Sebelumnya, beberapa elemen pendukung Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, telah menyatakan kesiapan menggelar aksi tandingan guna mengimbangi gerakan Rakyat Jawa Timur Menggugat.
Baca juga: Warga Buka Posko Donasi untuk Aksi 3 September di Surabaya, Salah Satunya Tuntut Hapus Pajak Motor
Di antaranya adalah Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) Jawa Timur, yang berjanji akan mengerahkan massa dua kali lipat dari kelompok Rakyat Jawa Timur Menggugat.
Ketua Umum JKSN, KH Asep Saifudin Chalim, menilai aksi demonstrasi yang dilakukan kelompok Rakyat Jawa Timur Menggugat sebagai tindakan yang menghina negara.
Ia menegaskan bahwa Gubernur Khofifah adalah perwakilan Presiden Prabowo Subianto.
"Kelompok ini sudah jelas melakukan provokasi dan memecah belah. Warga Jatim jangan terpancing. Jatim harus tetap kondusif dan aman, bebas dari provokasi," ucapnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang