SURABAYA, KOMPAS.com - Polsek Tenggilis Mejoyo, Surabaya, Jawa Timur memeriksa dua orang terduga pelaku kekerasan food vlogger @Emmkuliner berinisial J (30).
Kejadian dugaan kekerasan ini dialami J saat tengah mereview atau memproduksi konten kuliner tahu gimbal yang berlokasi di kawasan Kutisari Selatan, Tenggilis pada Selasa (26/8/2025) pukul 21.00 WIB.
Di saat J kembali ke ke mobil untuk mengambil uang tunai, tiba-tiba didatangi dua orang tak dikenal atau OTK.
Terjadi adu mulut dan pihak OTK meminta ditunjukkan rekaman video yang diambil oleh J saat memproduksi konten.
“Ini lagi proses pemeriksaan terduga pelakunya,” kata Kapolsek Tenggilis Mejoyo, AKP Prastya Yana Wisesa S, Rabu (27/8/2025).
Baca juga: Kasus Dokter Dianiaya Pasien di Surabaya, Eri Cahyadi Tak Ingin Kasus Berhenti
Berdasarkan pemeriksaan polisi, dua terduga pelaku tersebut merupakan juru parkir (jukir) Toko Karunia yang lokasinya seberang lapak tahu gimbal.
“Si korban ini merekam memang pada waktu itu merekam jalan atau lokasi warung tahu gimbal. Nah dua orang ini merasa kok dia direkam tanpa izin,” sambungnya.
Salah satu terduga pelaku, S langsung mendatangi korban untuk meminta klarifikasi dan menanyakan tujuan mengambil video karena terlihat flash handphone menyala.
“Flash handphone pelapor menyala. Dia merasa kok direkam-rekam. Intinya sebenarnya salah paham,” imbuhnya.
Baca juga: Pulang Kerja Juru Parkir Dianiaya hingga Luka Parah oleh Orang Tidak Dikenal di Jalan Bantul
Saat ditunjukkan ke polisi, polisi juga tidak menemukan wajah terduga pelaku dalam video tersebut sebab yang direkam oleh pelapor adalah jalan lokasi warung tahu gimbal.
Korban juga membantah bahwa dirinya tidak sedang merekam terduga pelaku. Ia menegaskan hanya mereview tahu gimbal.
Korban juga tidak menunjukkan hasil rekaman melalui handphone saat diminta pelaku karena privasi.
Akhirnya emosi dan satu terduga pelaku lain datang.
Baca juga: Dianiaya Hingga Muntah Darah saat Diperiksa Polisi, 4 Mahasiswa Terdakwa May Day Semarang Buka Suara
Mereka sempat cekcok hingga akhirnya satu pukulan wajah yang terlempar dari tangan terduga pelaku ke wajah korban.
“Mungkin ada perkataan apa istilahnya menyinggung dari si korban terjadilah pemukulan itu,” sambungnya.
Prestya mengatakan bahwa saat ini belum ada penetapan tersangka dan statusnya masih terlapor.
Antara terduga pelaku dengan korban juga telah melakukan mediasi.
“Kalau kesalahpahaman beliau memaafkan cuma tindakan memukul itu beliau belum bisa terima. Tapi yang pasti untuk kasus ini tetap kami lanjutkan,” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang