SURABAYA, KOMPAS.com - Hudiyono, pensiunan pejabat Pemprov Jatim ditetapkan sebagai tersangka kasus dana hibah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dinas Pendidikan Jatim tahun anggaran 2017.
Nama Hudiyono populer di kalangan publik di Jatim karena pernah menjabat posisi kepala dinas hingga pernah menduduki jabatan penjabat bupati Sidoarjo.
Catatan Kompas.com, usai menjadi Kepala Bidang SMK di Dinas Pendidikan Jatim, Hudiyono menjabat Kepala Biro Kesejahteraan Sosial Provinsi Jatim, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jatim.
Baca juga: Korupsi Dana Hibah SMK di Jatim, 30 Kepala Sekolah Diperiksa
Sebelum purna pada 2024, Hudiyono menjabat sebagai Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Provinsi Jatim. Pada 2020 - 2021 Hudiyono sempat menduduki jabatan Pj Bupati Sidoarjo. Usai purna, dia sempat menjadi calon legislatif DPRD Jatim dari Partai Demokrat tapi gagal.
Setelah menjalani pemeriksaan lanjutan pada Selasa (26/8/2025) malam, dia langsung ditahan di rumah tahanan Kejaksaan Tinggi Jawa Timur.
Baca juga: Korupsi Dana Hibah SMK di Jatim: Puluhan Saksi Diperiksa, Belum Ada Tersangka
Dalam konteks kasus tersebut, saat itu Hudiyono masih menjabat sebagai Kepala Bidang SMK sekaligus Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Pendidikan Jatim.
"Selain tersangka H, penyidik juga menetapkan tersangka JT selaku pihak swasta penyedia barang dan jasa," kata Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Jatim Windhu Sugiarto, Selasa malam.
Dugaan praktik korupsi keduanya menyebabkan kerugian negara hampir Rp 180 miliar.
Windhu menjelaskan, pada 2017 Dinas Pendidikan Jatim memberikan hibah barang kepada 44 SMK Swasta dan 25 SMK Negeri di Jatim.
Namun, hibah barang yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan SMK sehingga barang tidak terpakai.
"Jenis barang ditentukan tanpa melalui analisis kebutuhan sekolah penerima barang, melainkan berasal dari stok barang yang sudah tersedia pada JT," jelas Windhu.
Proses pengadaan dilakukan melalui mekanisme lelang yang telah dikondisikan sebelumnya, sehingga pemenang kegiatan adalah perusahaan di bawah kendali JT.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang