SURABAYA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta kepala daerah di Jatim memantau distribusi beras medium di pasaran.
Khofifah mengaku mendapatkan laporan jika beras medium sempat hilang, khususnya di pasar-pasar tradisional.
"Saya minta kepala daerah untuk memantau distribusi beras medium program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), dan memastikan berjalan lancar di daerahnya," kata Khofifah di Surabaya, Jumat (22/8/2025).
Baca juga: Beras Premium Hilang dari Pasar Segiri Samarinda, Harga Beras Medium Naik Bertahap
Pekan lalu, Khofifah melakukan kunjungan ke Pasar Tanjung di Kabupaten Jember. Berdasarkan laporan warga, beras medium SPHP tidak tersedia dalam waktu yang relatif panjang.
"Saya ke Jember, ke Pasar Tanjung, lantai I tidak ada beras SPHP. Lantai II tidak ada beras SPHP. Saya tanya mulai kapan? Mulai April," kata dia.
Kondisi tersebut, menurut Khofifah, harus segera direspons cepat oleh pemerintah daerah, karena pada 1 September 2025 Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data konsumsi rumah tangga.
Jika masyarakat tidak bisa mendapatkan beras medium dan terpaksa membeli beras premium, hal ini dikhawatirkan berpengaruh pada angka kemiskinan di daerah.
Baca juga: Beras Medium Langka di Kota Malang, Pemkot Sebut Isu Oplosan Jadi Pemicu
"Mereka sebenarnya kemampuannya pada beras medium. Tapi mereka tidak temukan itu sehingga mereka harus beli beras premium," ujar dia.
Khofifah menegaskan, dengan ketersediaan beras yang melimpah di Jawa Timur, tantangan utama saat ini bukan pada produksi, melainkan distribusi.
Karena itu, ia meminta para kepala daerah untuk lebih intensif turun ke lapangan dan memastikan pasokan beras medium benar-benar sampai di pasar-pasar tradisional.
Sementara itu, produksi beras Jawa Timur mengalami peningkatan yang cukup signifikan secara year on year (YoY).
Kalau Januari-Agustus 2024 produksi beras sebesar 4.224.058 ton, maka di periode yang sama tahun ini (Januari-Agustus 2025) menjadi 4.721.651 ton.
Baca juga: Beras Medium di Jember Langka Namun SPHP Tak Diminati
"Ada peningkatan 497.593 ton atau 11,78 persen, hampir 500 ribu ton," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Heru Suseno.
Sedangkan untuk luas panen, jika pada Januari-Agustus 2024 mencapai 1.303.526 hektar, pada Januari - Agustus 2025 naik menjadi 1.459.407 hektar, atau ada peningkatan 155.881 hektar atau 11,96 persen.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang