SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan alasannya tidak menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
Eri menekankan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tidak akan menaikkan PBB bagi masyarakat. Sebab menurutnya, banyak warga yang masih mengalami kesulitan ekonomi.
"Saya selalu katakan, kenapa kita tidak mengambil kebijakan menaikkan PBB. Kita kuatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dengan kejujuran," kata Eri, di Balai Kota Surabaya, Selasa (19/8/2025).
Baca juga: PBB Tukang Las di Cirebon Naik dari Rp 380 Ribu Jadi Rp 2,3 Juta: Berat Sekali
Oleh karena itu, Eri berharap masyarakat ikut berpartisipasi agar PAD Surabaya bisa mencapai target dengan cara para pengusaha jujur dalam melaporkan pajaknya.
"Orang yang punya kewajiban ada kejujuran untuk membayar kewajiban. Ketika ada restoran atau hotel, saya mohon kejujuran, jumlahnya berapa, ya sampaikan berapa, jangan dikurangi,” jelasnya.
Baca juga: Wali Kota Cirebon Effendi Edo: Kenaikan PBB 1.000 Persen Bukan Kebijakan Saya
Eri mengungkapkan, Pemkot Surabaya akan memanfaatkan hasil pajak untuk membantu warga miskin. Selain itu, pihaknya juga akan menggunakannya membangun sejumlah fasilitas umum.
"(Periode) saya 5 tahun, nilai proyek (infrastruktur) ini dikerjakan di tahun keempat dengan sekarang, pembiayaan ada bunganya, maka nilai proyek itu jauh lebih besar," ucapnya.
"Malah enggak bisa bangun kita dengan kondisi begini, apa tega kita menaikkan PBB atau menaikkan semuanya. Makanya saya meminta partisipasi dari masyarakat," tambahnya.
Diketahui, sejumlah daerah telah menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Perdesaan (PBB-P2). Salah satunya di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, sebesar 250 persen yang menimbulkan gejolak.
Selain itu, kenaikan PBB tersebut juga dirasakan oleh masyarakat di Kabupaten Jombang. Pajak yang awalnya harus dibayarkan Rp 300.000 menjadi Rp 1,2 juta per tahunnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang