PAMEKASAN, KOMPAS.com - Ratusan bikers dan santri bergerak dari Kecamatan Palengaan, Pamekasan, Jawa Timur menuju Taman Makam Pahlawan (TMP) di Desa Panglegur, Minggu (17/8/2025) sore.
Dengan semangat kemerdekaan, para bikers membawa bendera merah putih di jalan.
Atribut merah putih pun mewarnai sepanjang jalan menuju tempat peristirahatan terakhir para pejuang.
Suara mesin ratusan motor bergemuruh, menambah semarak kemerdekaan RI ke-80.
Sesekali bikers berteriak "Merdeka" menirukan teriakan pejuang saat berhasil usir penjajah masa itu.
Di TMP, lima veteran sudah menunggu dengan kostum pahlawan pejuang yang khas.
Setelah mendoakan para pejuang, Muljono (75) berdiri gagah, seolah usia bukan mengalahkan semangatnya bercerita perjuangan pahlawan usir Belanda.
Ia merupakan salah satu veteran pembela, dengan lantang, tegas tanpa bata-bata ia bercerita perang pada agresi militer Belanda ke II di Pamekasan.
"Saya diceritakan langsung oleh senior veteran hiruk pikuk dan mencekamnya perang di Masjid Agung Pamekasan saat melawan Belanda," tutur Muljono.
Penuh kobaran semangat ia bercerita, pada tahun 1946, Laskar Fisabilillah berusaha mengusir Belanda setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945.
Puncaknya, tahun 1947, Laskar Fisabilillah merencanakan penyerangan di malam hari ke asrama Belanda.
Saat itu asrama Belanda berada di samping kanan gedung Utama Karesidenan Madura.
"Namun rencana itu bocor, ada orang dari bangsa kita berkhianat membocorkan rahasia penyerangan ke pihak Belanda," ungkapnya.
Sehingga, pasukan belanda sudah siap dengan semua senjata api dan banyak pahlawan yang gugur.
Baca juga: Jelang HUT ke-80 RI, Veteran Minta Generasi Muda Lanjutkan Perjuangan
Akibatnya, pasukan Laskar Fsabilillah mundur ke depan Masjid Agung dan merencanakan penyerangan selanjutnya.