BANGKALAN, KOMPAS.com - Kasus perundungan dan penganiayaan yang dialami MM (18), mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura (UTM), kini telah memasuki tahap penyidikan.
Hal ini diungkapkan Kasat Reskrim Polres Bangkalan, AKP Hafid Dian Maulidi, yang menyatakan bahwa pihaknya masih mendalami dan memeriksa sejumlah saksi terkait kejadian tersebut.
"Saat ini sudah masuk tahap penyidikan, masih terus kami dalami," ujar Hafid dalam keterangan persnya pada Jumat (15/8/2025).
Hingga saat ini, polisi telah memeriksa sebanyak 10 orang saksi yang terdiri dari pihak korban dan saksi lainnya yang berada di lokasi saat penganiayaan terjadi.
Baca juga: Rektor UTM Janji Beri Sanksi Mahasiswa Senior yang Terlibat Perundungan Maba
"Kami sudah memeriksa 10 orang saksi untuk dimintai keterangan," ungkapnya.
Hafid menambahkan bahwa pihaknya belum memeriksa terduga pelaku dan belum menetapkan tersangka dalam kasus ini.
"Kami masih melakukan penyelidikan dan pencarian terduga pelaku," tuturnya.
Sebelumnya, MM diduga diculik sekelompok orang menggunakan mobil saat berada di lingkungan kampus.
Dalam mobil tersebut, MM mengenali salah satu orang yang merupakan senior dari fakultasnya.
Setelah sampai di rumah indekos terduga pelaku yang berjarak 500 meter dari UTM, MM masuk ke dalam ruangan.
Tak lama kemudian, seorang senior lainnya berinisial MF diduga melakukan intimidasi dan memaksa MM untuk menandatangani surat pernyataan.
Setelah menandatangani surat tersebut, MM kemudian diajak duel oleh orang yang tidak dikenal di dalam rumah indekos.
Baca juga: Tim Investigasi Panggil Mahasiswa Senior, Diduga Bantu Pelaku Dalam Perundungan Maba UTM
Korban mengalami penganiayaan hingga kepalanya bocor dan wajahnya lebam.
"Pelaku yang memukuli satu dan keponakan saya tidak mengenalinya. Namun mirisnya, di situ ada MF tapi tidak berusaha melerai sampai keponakan saya berdarah," ucap paman korban, M Sultan Fuadi.
Sultan juga mengungkapkan bahwa terduga pelaku, BM, telah mendatangi pihak korban setelah kasus ini viral dan meminta maaf atas kejadian tersebut.
"Kami memaafkan namun proses hukum akan terus berjalan. Yang memukul hanya BM, dia bukan mahasiswa UTM, namun yang ada di lokasi saat kejadian, semua anak UTM," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang