Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapi Fenomena Tarikan Uang Jelang 17 Agustus, Wali Kota Malang Sebut Warganya Sudah Sadar Berpartisipasi

Kompas.com, 14 Agustus 2025, 07:05 WIB
Nugraha Perdana,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Menjelang perayaan hari ulang tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2025, fenomena tarikan uang di tingkat RT/RW untuk menyemarakkan kegiatan kembali muncul di berbagai daerah di Indonesia.

Namun, tarikan uang ini sering kali memberatkan sebagian masyarakat.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menanggapi fenomena tersebut dengan menyatakan bahwa warga Kota Malang memiliki kesadaran dan semangat keguyuban yang tinggi.

Ia menegaskan bahwa tidak perlu ada pungutan, karena masyarakat sudah sadar untuk berpartisipasi secara sukarela dalam menyemarakkan hari kemerdekaan.

"Kalau dari kita mengimbau jangan (sampai memberatkan), tapi kan rasanya sebagai warga negara mereka malah enggak perlu ditarik (sadar untuk menyumbang secara mandiri), malah senang supaya guyub," ujar Wahyu pada Rabu (13/8/2025).

Baca juga: Sejarah dan Filosofi Lomba 17 Agustus, Hari Kemerdekaan Indonesia

Wahyu juga menekankan bahwa perayaan kemerdekaan tidak boleh menjadi beban bagi warga, terutama bagi mereka yang kurang mampu.

Ia mengingatkan panitia di tingkat lokal untuk peka terhadap kondisi masyarakat.

"Tidak lah (jangan sampai memberatkan), kita bedakan," katanya.

Ia menegaskan pentingnya partisipasi publik yang tulus dan semangat gotong royong dalam merayakan momen bersejarah bangsa, sekaligus memastikan tidak ada warga yang terbebani oleh pungutan.

Lebih lanjut, Wahyu mendorong agar perayaan HUT ke-80 RI diisi dengan kegiatan yang berakar pada budaya dan sejarah bangsa.

Ia meminta agar permainan-permainan tradisional dihidupkan kembali di tengah masyarakat.

"Apalagi Pak Presiden minta ada pesta rakyat. Maksudnya seperti permainan rakyat dulu seperti gerobak sodor, engklek, bektor."

"Saya minta anak-anak (memainkan) seperti itu jadi supaya tahu permainan zaman dahulu, yang supaya tidak dengan game saja, jadi dengan permainan rakyat," ujarnya.

Baca juga: Cuti Bersama 18 Agustus 2025, Rayakan Kemerdekaan Lebih Lama

Wahyu menambahkan bahwa inisiatif ini tidak memerlukan biaya besar dan bisa diselenggarakan dengan semangat kebersamaan.

Ia menegaskan bahwa pendanaan kegiatan di tingkat warga bersifat sukarela.

"Enggak perlu ditarik, malah urunan," tegasnya.

Terkait perizinan, ia menyampaikan bahwa kegiatan berskala kecil di tingkat lingkungan tidak akan dipersulit. "Kalau permainan rakyat enggak (perlu izin)," ucapnya.

Untuk kegiatan yang lebih besar seperti karnaval, Wahyu menjelaskan bahwa mekanisme koordinasi sudah berjalan dengan baik di tingkat kelurahan.

"Nanti antarlurah sudah tahu, mereka koordinasi dengan Babinsa, Bhabinkamtibmas. Nanti kalau memang skalanya seperti ini enggak perlu izin, tapi memenuhi ketentuan saja," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau