LUMAJANG, KOMPAS.com - Jumlah pasien poli Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Haryoto Lumajang, Jawa Timur, tembus angka 2.480 pasien selama 2025.
Data ini diperoleh dari hasil akumulasi kunjungan poli THT sejak Januari sampai Juli 2025.
Rinciannya, pada Januari terdapat 328 pasien, Februari 348 pasien, Maret 342 pasien, April 293 pasien, Mei 374 pasien, Juni 387 pasien, dan Juli 408 pasien.
Dari data tersebut juga diketahui, kunjungan ke poli THT kerap terjadi tren kenaikan setiap bulannya.
Penurunan kunjungan hanya terjadi dua kali yakni pada periode Februari sampai April 2025.
Kenaikan tertinggi terjadi pada rentang waktu April hingga Mei. Dimana kenaikan jumlah kunjungan ke poli THT mencapai 27,7 persen atau 81 pasien.
Baca juga: Pengusung Fatwa Haram di Pasuruan Kecewa, SE Pemprov Jatim Seolah Jadi Legalisasi Sound Horeg
Wakil Direktur Pelayanan RSUD Dokter Haryoto Lumajang, dr. Novi Hamzah mengatakan, meningkatnya jumlah pasien poli THT disebabkan berbagai faktor.
Salah satu faktor yang diduga jadi penyebab meningkatnya kunjungan THT yaitu tren mendengarkan sound horeg yang kini sedang marak.
Pasalnya, kebisingan yang ditimbulkan sound horeg bisa mencapai 120 desibel.
Padahal, rekomendasi batas aman untuk pendengaran manusia maksimal hanya 85 desibel.
Itu pun paparannya dibatasi maksimal 8 jam sehari.
Selain sound horeg, kebisingan yang melebihi ambang batas wajar juga bisa menjadi pemicu gangguan kesehatan telinga.
"Pendengaran manusia kan 60 desibel, kalau sampai 120 itu batas ambang nyeri, pasien tidak kuat," kata Novi, Selasa (12/8/2025).
Baca juga: Pakar Kebijakan Publik: SE Pemprov Jatim Masih Tidak Jelas dalam Menjawab Masalah Sound Horeg
Hamzah menyatakan, pasien dengan gangguan telinga dampak dari sound horeg biasanya akan mengalami telinga berdenging.
Menurutnya, jika tidak segera mendapatkan penanganan dokter, dampaknya bisa fatal hingga menyebabkan ketulian.
"Jadi, kalau dampak dari sound horeg akan mengakibatkan telinga seperti berdenging, biasanya," ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang