JEMBER, KOMPAS.com - Buntut dari mahasiswa KKN yang kemalingan motor pada 6 Agustus 2025 lalu, Universitas Jember (Unej) memberikan catatan khusus terhadap Desa Alun-alun, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Unej Profesor Yuli Witono mengatakan, insiden pencurian motor yang menimpa para mahasiswa KKN kolaboratif Jember menjadi refleksi bagi kampus.
Ia berharap hal itu juga dilakukan oleh semua pihak, baik Pemerintah Daerah Jember maupun Lumajang, serta penegak Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) yang bertanggung jawab.
Prof Yuli menyebut bahwa hal itu adalah persoalan serius yang tak boleh dianggap biasa.
"Termasuk juga bagi Universitas Jember dan juga bagi mitra perguruan tinggi KKN kolaboratif. Bagaimana ini ke depan supaya ini menjadi catatan," ucapnya dalam jumpa pers yang digelar Unej di Kampus Tegalboto, Selasa (12/8/2025).
Baca juga: Penarikan Mahasiswa KKN Kolaboratif di Lumajang, Unej: Sebagian Besar Program Sudah Selesai
Catatan itu menjadi evaluasi bagi kampus, bagaimana wilayah itu dinyatakan kurang kondusif.
Penarikan 1.301 mahasiswa KKN kolaboratif Unej dari Lumajang, kata dia, untuk memastikan keselamatan jiwa mahasiswa.
Menurutnya, itu jauh lebih penting dan berharga dari sekadar pertimbangan aset.
"Aset anak-anak juga sangat penting, tapi keselamatan jiwa jauh lebih penting ya," kata dosen Fakultas Teknologi Pertanian itu.
Mahasiswa KKN kolaboratif Kabupaten Jember diterjunkan ke Lumajang pada 15 Juli 2025.
Pada 6 Agustus, dua motor mahasiswa KKN yang bertempat di Balai Desa Alun-alun Kecamatan Ranuyoso, Lumajang, dimaling.
Unej langsung memutuskan untuk menarik 11 mahasiswanya.
Dilanjutkan dengan penarikan seluruhnya pada 9 Agustus dan diikuti kampus lainnya.
Baca juga: Unej Tarik Semua Mahasiswanya yang KKN di Lumajang, Total 1.070 Orang
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang