PASURUAN, KOMPAS.com - Eksistensi perpustakaan daerah kerap dipandang sebelah mata oleh sebagian orang.
Bahkan, bagi sejumlah abdi negara, bertugas di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) seolah menjadi "buangan" dalam berkarier.
Namun, persepsi itu harus dikikis karena sebenarnya tempat tersebut merupakan gudang pengetahuan.
Bertempat di sisi selatan wilayah Kota Pasuruan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan sangat strategis untuk dikunjungi.
Berada tepat di samping Taman Sekargadung, Kecamatan Purworejo, gedung ini dikenal nyaman dan sejuk karena pepohonan di sekeliling gedung yang rindang.
Baca juga: Generasi Pertama Literasi Air Ala Tanoker Ledokombo, Jakfar yang Melatih Public Speaking
Saat berkunjung ke perpustakaan tersebut, petugas yang berjaga menyapa serta mengisi biodata pengunjung.
Pengunjung akan dibantu secara online dalam mencari bacaan yang diperlukan, tanpa harus mencari di rak buku yang berjajar.
"Silakan, mengisi dulu di sini," kata salah satu petugas.
Kepala Bidang Perpustakaan, Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Pasuruan, Sumarno mengaku bahwa mengelola perpustakaan daerah (perpusda) menjadi tantangan tersendiri.
Gempuran informasi yang mudah diakses dan game online di smartphone, tentu berpengaruh pada minat baca seseorang, terutama pada usia remaja dan anak-anak.
"Tidak dapat dipungkiri, mudahnya akses informasi di handphone tentu berpengaruh pada minat baca seseorang. Lihat saja pada anggota keluarga, sekarang lebih lama menonton tayangan di HP dibanding membawa buku," katanya.
Baginya, tidak putus asa untuk meramaikan atau menumbuhkembangkan minat baca.
Baca juga: Odong-odong Pintar Harsani yang Nyaris Menyerah di Pulau Sapeken
Ada beberapa program yang sudah digelar, di antaranya Silabu (sistem pinjam antar-buku).
Pihaknya mengantar bagi warga yang ingin membaca tanpa harus mendatangi Kantor Perpustakaan dan Kearsipan.
"Jadi, pecinta buku tidak harus datang ke sini, cukup di rumah. Buku bisa diantar," katanya.