Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal "Majang Buku", Komunitas Baca di Lumajang yang Ubah Jalanan jadi Perpustakaan

Kompas.com, 11 Agustus 2025, 05:57 WIB
Miftahul Huda,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

"Intinya jalan-jalan, tapi berhenti di pos-pos untuk ngerjain misi literasi sama misi tentang psikologi, nanti juga ada talk show dan journaling lagi dari psikolog," ceritanya antusias.

Tantangan

Sebagai komunitas non-profit, tantangan terbesar para aktivis literasi Majang Buku adalah soal pendanaan.

Selama ini, mereka bergerak dengan dana pribadi dan tak jarang mencari sponsor untuk mendukung gerakan-gerakan inovatif yang dibuat.

"Tantangannya mungkin lebih ke pendanaan, kalau peminat sih sebenarnya banyak," kata Rizka.

Keterbatasan anggaran membuat regenerasi komunitas ini sedikit macet. Sebab, tak banyak relawan yang mau meluangkan waktu untuk kegiatan yang tak dibayar meski sifatnya positif.

"Karena ini gerakan sukarela jadinya orang-orangnya terbatas kan, kalau sebagai peserta pasti banyak, sering berganti orang-orang, cuman kalau sebagai panitia itu kita cuman berapa orang gitu, enggak sampai 10 lah," ucapnya prihatin.

Baca juga: Bale Buku, Pos Kamling yang Disulap Jadi Perpustakaan Mini demi Cegah Anak Keranjingan HP

Padahal, bagi sebuah organisasi, regenerasi hukumnya wajib agar nilai-nilai gerakan itu tetap hidup.

Selain regenerasi, tantangan lain yang lebih teknis seperti tidak adanya basecamp juga jadi tantangan yang harus dihadapi pejuang literasi ini.

Tidak adanya markas membuat mereka harus menyimpan ratusan buku-buku koleksinya di dalam tas. Sedangkan, situasi ini membuat buku jadi mudah rusak.

"Kita juga enggak punya basecamp. Jadi tantangannya buku kita yang 300 itu benar-benar harus kita taruh di tas, kan itu rawan rusak kadang kita taruh di kamarnya pengurusnya itu."

"Belum lagi bawanya kan juga susah misalnya harus bawa banyak buku," keluhnya.

Pererat silaturahmi demi jaga semangat

Di balik tantangan yang cukup berat itu, Rizka dan kawan-kawan mengutamakan jalinan persaudaraan yang kuat. Tujuannya agar Majang Buku bisa tetap hidup.

"Biasanya ini sih, kita pakai pendekatan personal aja, diajak ngobrol aja, terus kalau mereka ulang tahun kita rayain kecil-kecilan, jaga semangatnya, sering ngobrol-ngobrol dan ngumpul bareng gitu," tuturnya.

Rizka berharap, komunitas Majang Buku akan terus hidup dengan generasi baru yang lebih kreatif dan semangat.

Baca juga: Hadirkan Perpustakaan Ramah Anak LG Loves Children di Bali, LG Dukung Literasi dan Edukasi Lingkungan Sejak Dini

Saat ini, Rizka dan teman-temannya tengah fokus mengajak para siswa giat membaca buku dan punya semangat seperti mereka.

"Harapannya sih Majang Buku terus ada dan ada regenerasi kepengurusan."

"Makanya itu kita coba untuk masuk ke SMA-SMA karena di sini pasti kan mereka yang melanjutkan gerakan komunitas ini, mewujudkan program literasi yang menyenangkan dan berkelanjutan," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau