Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal "Majang Buku", Komunitas Baca di Lumajang yang Ubah Jalanan jadi Perpustakaan

Kompas.com, 11 Agustus 2025, 05:57 WIB
Miftahul Huda,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

Gerakan barunya bernama "Diam-diam Baca". Idenya adalah membaca bersama-sama meski terpisah oleh ruang.

Selama 30 menit, mereka membaca bersama-sama memanfaatkan aplikasi zoom meeting dan dilanjutkan dengan diskusi tentang apa yang telah dibaca.

"Program onlinenya itu kita punya namanya diam-diam baca," ujarnya.

"Itu kita baca senyap 30 menit tanpa distraksi gadget, tanpa ke toilet, kita timer bareng-bareng di Zoom gitu dan harus on cam, semua baca buku 30 menit, terus setelah baca kita sharing-sharing, tadi bacaannya gimana, terus rekomendasi bacaan, diskusi buku."

"Itu tiap bulan, anggotanya sudah banyak sih, dari banyak kota gak hanya Lumajang. Di grup WA sudah 300-an orang," lanjutnya.

Selain diam-diam baca, ada juga program yang diinisiasi memanfaatkan kemajuan teknologi yakni "Klub 5 Pagi".

Idenya mengajak orang untuk menyempatkan membaca buku meski hanya 5 menit setiap hari.

"Kita juga ada klub 5 pagi. Baca buku tiap jam 5 pagi selama 5 menit, terus progresnya diupload ke Instagram story. Itu juga pesertanya banyak, enggak hanya dari Lumajang aja, tapi dari banyak kota di Indonesia," tuturnya.

Ingin terbitkan buku

Tak hanya membaca, Rizka dan anggota komunitas Majang Buku juga punya keinginan suatu saat bisa membuat buku sendiri.

Ide ini telah dirintis dengan membuat program Teralis atau temu, bicara tulis. Program ini mengajak para penikmat buku untuk juga belajar menulis.

Baca juga: Viral, Mahasiswi UGM Kena Dena Rp 5 Juta karena Lupa Kembalikan Buku ke Perpustakaan

Tujuannya, suatu saat para pembaca buku ini tidak hanya membaca tapi bisa menyajikan tulisan yang bisa dibaca orang lain.

"Di situ kita free writing. Ada materinya dulu, misalnya tentang apa, ada materi dari mentornya dulu 15 menitan, baru setelah itu kita nulis dikasih temanya, terus saling diskusi hasil tulisan. Tujuannya ya nanti kepengen bikin buku antologi," jelasnya.

Parkir pikir

Majang Buku juga tengah menyiapkan program tahunan yang diberi nama Parkir Pikir.

Rencananya, program ini akan digelar pada Oktober 2025, bersamaan dengan peringatan bulan bahasa dan hari kesehatan mental sedunia.

Konsepnya seperti kelana rasa, mengajak peserta berpetualang sambil menyelesaikan misi-misi yang dirancang khusus.

Misi-misi itu bukan sekadar teka-teki, melainkan jembatan yang menghubungkan kita dengan dunia buku dan kedalaman diri sendiri.

Di setiap pos, peserta akan menemukan tugas-tugas literasi yang mengasah kreativitas dan pemahaman, serta misi psikologi yang dirancang untuk membuka ruang refleksi.

Tujuannya sederhana, menjadikan membaca sebagai terapi, dan memahami diri sebagai bagian dari proses literasi.

Baca juga: Perpustakaan Jalanan Jakarta: Semua Orang Berhak Membaca

"Oktober itu selain bulan bahasa ada hari kesehatan mental se-dunia, jadi kita rayain dengan kelana rasa."

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau