Buntut Motor Mahasiswanya Dicuri, UIN KHAS Jember Pertimbangkan Tak Kirim Lagi Mahasiswa KKN ke Lumajang

LUMAJANG, KOMPAS.com - Universitas Islam Negeri KH. Achmad Shidiq (UIN KHAS) Jember, mempertimbangkan untuk tidak lagi menempatkan mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) di Lumajang.

Kebijakan ini dipicu kejadian pencurian dua sepeda motor milik mahasiswa KKN di Kantor Desa Alun-alun.

Dimana, salah satu mahasiswa UIN KHAS bernama Ika Wahyu, turut jadi korban pencurian tersebut.

Satu motor lagi yang hilang, diketahui milik Thoriq mahasiswa Universitas Jember.

Baca juga: Unej dan UIN Jember Tarik Mahasiswa KKN Gara-gara Motor Dicuri, Sekda Lumajang: Polisi Penanggung jawab Utama Kamtibmas

Sebelumnya, Universitas Jember dan UIN KHAS Jember sudah menarik 12 mahasiswa KKN dari Desa Alun-alun.

Adapun, Kantor Desa Alun-alun dijadikan posko KKN oleh mahasiswa dari Unej dan UIN KHAS Jember.

Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat UIN KHAS Jember Zaini mengatakan, pihaknya tengah melakukan evaluasi serius terkait program KKN di Lumajang.

Menurutnya, UIN KHAS Jember tengah mempertimbangkan untuk tidak lagi melakukan program KKN mahasiswa di Lumajang.

Meskipun, nantinya ada jaminan dari Pemerintah Kabupaten Lumajang terkait keamanan mahasiswa KKN.

Pasalnya, pada Oktober 2025 nanti, UIN KHAS Jember akan melaksanakan program KKN lagi.

"Kami sedang pertimbangkan untuk KKN di Jember saja, tidak ke luar kota, alasannya keamanan mahasiswa kami, meskipun nanti ada jaminan dari lokasi KKN terkait keamanan, kami akan pertimbangkan dulu," kata Zaini, Kamis (7/8/2025).

Baca juga: UIN KHAS Jember Ikut Tarik Mahasiswa KKN dari Lumajang, Imbas Pencurian Sepeda Motor

Zaini menambahkan, pihaknya menyayangkan peristiwa pencurian yang menimpa mahasiswanya.

Apalagi, pencurian itu terjadi di Kantor Desa yang semestinya jadi tempat berlindung warga.

Padahal, sebelum mengirim mahasiswa KKN ke Lumajang, kata Zaini, pihaknya sudah meminta lokasi yang aman dan nyaman ke pemerintah daerah.

"Kemarin kita sudah minta lokasi yang aman ke pemerintah, kami sudah wanti-wanti, makanya sekarang kami akan pertimbangkan dan koordinasi lagi, kalau kemarin imbauan pak rektor sebaiknya KKN di Jember saja," pungkasnya.