Usai anaknya dikeluarkan lantaran tidak tidak terdaftar sebagai siswa baru, Kartini sempat kebingungan. Pasalnya sekolah terdekat dari rumahnya adalah SMPN 2 Dagangan.
Beruntung, anaknya dapat diterima di SMPN 1 Dagangan kendati jauh dari rumahnya.
“Saya tidak mau menunda sekolah anak saya lagi dan harus menunggu satu tahun,” ungkap Kartini.
Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Dagangan, Nur Aini Lanjariyah yang dikonfirmasi terpisah sejak kemarin baru memberikan jawaban pada Jumat (25/7/2025) pagi.
Nur Aini menyatakan persoalan itu sudah selesai. “Alhamdulillah. Masalah itu sudah selesai kemarin,” tulis Nur Aini melalui pesan WhatsApp.
Baca juga: Mengapa Ada Tes Baca Tulis Hitung di MPLS 2025? Ini Kata Mendikdasmen
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun, Moch Hasan yang dikonfirmassi terpisah mengatakan peristiwa itu terjadi lantaran murni kelalaian manajemen SMPN 2 Dagangan.
“Kami sudah melakukan gerak cepat tadi. Kami sudah panggil dinas. Itu murni kelalaian dari SMPN 2 Dagangan."
"Semestinya pada waktu MPLS harus dicek satu per satu. Siswa yang diterima dan nama-namanya,” kata Hasan, Jumat (25/7/2025).
Hasan memberikan kronologi peristiwa dikeluarkannya seorang siswa baru SMPN 2 Dagangan usai mengikuti MPLS.
Awalnya seorang siswa berinisial F dari SDN di Kecamatan Dagangan pertamanya mendaftar secara kolektif dari sekolahnya.
“Pada saat simulasi pendaftaran online, bukti pendukung pendaftaran KK dan lainnya dibawa pulang oleh siswa tersebut. Siswa itu merasa lewat simulasi itu sudah diterima di SMPN 2 Dagangan,” kata Hasan.
Baca juga: Siswa SMPN di Blitar Di-bully Senior Saat MPLS, Dipanggil ke Belakang Kamar Mandi dan Dikeroyok
Namun ternyata di aplikasi SMPB Online nama siswa itu tidak masuk. Pasalnya siswa itu sudah merasa menyerahkan pada pendaftaran kolektif sekolahnya.
Setelah masa pendaftaran dimulai kartu keluarga dan persyaratan lain siswa itu tidak ada . Dengan demikain siswa itu tidak masuk dalam SPMB online.
Pada waktu SPMB selesai, lanjut Hasan, siswa itu bersama siswa lainnya yang masih satu desa mengikuti kegiatan pra-MPLS. Pada waktu pra-MPLS dari 64 siswa yang diterima di SMPN 2 Dagangan ada satu yang tidak hadir.
“Ternyata ketambahan anak itu. Dan sekolah mengira sudah lengkap jumlah siswanya,” ujar Hasan.