Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KNKT Beber Kondisi Tak Laik KMP Tunu Pratama Jaya Sebelum Tenggelam

Kompas.com, 22 Juli 2025, 20:58 WIB
Fitri Anggiawati,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan temuan mereka terkait kondisi KMP Tunu Pratama Jaya yang tidak laik layar.

Temuan ini disampaikan saat rapat bersama Tim Komisi V DPR RI dan stakeholder terkait di Kantor ASDP Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (22/7/2025).

"Ini kondisi pelampung yang isinya foam bekas," ungkap Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono sembari menampilkan foto-foto pelampung yang telah sobek.

Baca juga: 40 Menit Krusial KMP Tunu Pratama Jaya Sebelum Berangkat lalu Tenggelam

Pelampung tersebut adalah pelampung yang digunakan oleh penumpang. KNKT mengatakan bahwa kondisi pelampung tersebut tidak laik.

Namun demikian, nantinya KNKT tetap akan meneliti lebih lanjut apakah pelampung tersebut memenuhi standar keselamatan.

"Kemudian ini adalah sekoci yang tidak sengaja terlepas dan dipakai 4 orang untuk menyelamatkan diri ke dekat Gilimanuk," ujar Soerjanto sambil menunjukkan foto sekoci berwarna jingga terang.

Baca juga: KNKT: KMP Tunu Pratama Jaya Bawa Muatan 3 Kali Lipat dari Batas Kemampuan

Dalam keterangan yang ada di sekoci, sekoci mampu memuat 15 orang, namun saat kejadian hanya diisi oleh 4 orang.

Selain itu, terdapat rakit penyelamat yang ada di dalam kapal dengan kondisi kurang laik karena ditali, bahkan ditutup lakban agar tak dimasuki tikus.

"Harusnya, kalau mau diberi lakban, harus lakban khusus, bukan lakban untuk jilid buku," ujarnya.

KNKT menyoroti ketidaksadaran sumber daya di kapal terkait kondisi yang tak seharusnya sebagai kegagalan dari penerapan International Safety Management (ISM) code.

Sementara di sisi lain, perbaikan yang ada pada kapal disetujui oleh Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran (BTKP) dan Biro Klasifikasi Indonesia.

Ketika hendak dipasang, pun harus ditandatangani oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) dan Marine Inspector.

"Harus lebih disederhanakan dan diberikan pengawasan yang lebih baik," pesannya.

Ditambahkan KNKT, ketidaklaikan juga tampak pada kapal sejenis KMP Tunu Pratama Jaya karena tidak ditemukan adanya lubang-lubang pembuangan air.

KNKT juga mendapati pintu-pintu kamar mesin yang seharusnya kedap dan tertutup, justru dibuka setiap harinya, dengan kondisi pengunci yang seharusnya enam, namun ternyata hanya ada satu pengunci.

"Harusnya menjadi pelajaran untuk kita semua bahwa kalau ini tidak dilanggar, meskipun melanggar pun tidak perlu tenggelam," tuturnya.

KNKT juga mengungkap kelemahan yang tampak pada pintu rampa depan belakang yang tak berfungsi salah satunya akibat tak pernah digunakan, sehingga menambah biaya pemeliharaan dan kemudian menjadi titik lemah karena perlu dirawat dengan biaya yang cukup berat.

Pintu rampa juga menjadi titik lemah ketika yang seharusnya ditutup total untuk mencegah air laut masuk ke kapal, namun tak bisa ditutup sebab akan menghalangi pandangan nakhoda melihat ke depan.

KNKT juga menyinggung tentang tenggelamnya plimpsoll atau garis muatan yang ditemukan di kapal-kapal yang ada di dermaga LCM Pelabuhan Ketapang.

Namun, tak ada yang menyadari hazard atau tanda bahaya, padahal hal tersebut yang dinilai sebagai kegagalan penerapan ISM code.

"Kami berharap ada solusinya, solusinya seperti apa, kami serahkan stakeholder yang membidangi," pintanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau