SURABAYA, KOMPAS.com - Akhir-akhir ini sempat viral video tentang keempat anak asal Surabaya yang menitipkan lansia bernama Fatimah ke Griya Lansia di Malang.
Kejadian tersebut bukanlah pertama kalinya.
Sebelumnya juga ada dua anak asal Sidoarjo yang menyerahkan ibu kandung mereka ke panti jompo dan menandatangani surat tidak ingin dikabari meski sang ibu meninggal.
Menurut Dekan dan Guru Besar Sosiologi Ekonomi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Bagong Suyanto menyebut fenomena tersebut tidak bisa dilihat hanya dari satu sisi.
Ia menjelaskan adanya pergeseran tipe keluarga dalam sosial masyarakat.
Yang mulanya mengutamakan extended family, namun kini semakin bergeser ke bentuk nuclear family.
Perlu diketahui, nuclear family merupakan keluarga inti, yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
Sementara extended family nama lain dari keluarga besar, yang cakupannya di luar keluarga inti, sepeti kakek, nenek, bibi, paman, dan lain sebagainya.
Hal tersebut mengakibatkan pengasuhan anak terhadap orang tuanya cenderung berpotensi terabaikan karena bentuk nuclear family yang lebih mengutamakan keluarga inti.
“Apalagi kalau kondisi ekonominya rapuh, entah mereka tidak punya kemampuan atau sumber daya untuk menjaga lansia sehingga konsekuensi yang muncul orang tuanya diserahkan pada panti,” kata Bagong saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/7/2025).
Baca juga: Sebut Tak Ada Rekayasa, Griya Lansia Malang Ceritakan Awal Mula Nenek Fatimah Dititip 4 Anaknya
Ditambah lagi, kondisi ekonomi yang semakin pelik sehingga semakin menyulitkan para anak.
Khususnya yang berasal dari kelas ekonomi menengah ke bawah dalam memenuhi kebutuhan orang tuanya.
“Jelas kalau keluarga yang mampu ada tenaga substitutif mereka bisa bayar suster atau pembantu untuk menjaga, tapi kalau secara ekonomi tidak mampu kan mereka tidak akan mampu membayar untuk bantuan secara substitutif itu,” tuturnya.
Ia menilai pandangan masyarakat yang cenderung negatif terkait anak yang menitipkan orang tuanya ke panti jompo, masih dipengaruhi dengan nilai dan budaya yang ada di Indonesia.
“Kalau di luar negeri, di negara maju kan sudah biasa hal seperti itu, bahkan orangtua itu biasanya mereka sudah persiapan untuk diterima tinggal di panti tapi tetap dengan cara membayar ya,” ujarnya.
Baca juga: Nenek Fatimah Dititipkan 4 Anaknya ke Griya Lansia Malang, Camat: Tak Bisa Dinilai dari Satu Sisi