LUMAJANG, KOMPAS.com - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Jumat, 11 Juli 2025.
Menurut laporan dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, erupsi terjadi pukul 17.44 WIB dan menghasilkan letusan kolom abu berintensitas tebal setinggi 800 meter yang mengarah ke tenggara.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Jumat, 11 Juli 2025 pukul 17.44 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 800 meter di atas puncak," ungkap Ghufron Alwi, petugas PPGA Semeru, dalam keterangan tertulisnya.
Baca juga: BPBD Ingatkan Potensi Lahar Saat Hujan Deras, Usai Erupsi Gunung Semeru Pagi Ini
Akibat erupsi tersebut, beberapa desa di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, mengalami hujan abu dengan intensitas sedang.
Sabar, salah satu warga Desa Sidomulyo, menyampaikan bahwa hujan abu mulai turun sesaat setelah erupsi terjadi.
"Ini hujan abu jam 17.45 WIB di Sidomulyo, ini di meja cukup tebal abunya," kata Sabar.
Dalam 24 jam terakhir, tepatnya pada Kamis, 10 Juli 2025, PPGA Semeru mencatat sebanyak 34 kali letusan.
Yudhi Cahyono, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada laporan mengenai dampak signifikan erupsi yang terjadi.
Baca juga: Melihat Pinang Jawa di TN Bromo Tengger Semeru yang Terancam Punah
Dengan status Gunung Semeru yang berada di level II atau waspada, Yudhi menegaskan bahwa aktivitas letusan kecil yang terjadi masih dalam skala wajar.
Meski demikian, ia mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak gunung.
Selain itu, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar yang dapat menjangkau hingga 13 kilometer dari puncak gunung.
"Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru," imbaunya.
Situasi saat ini diperparah dengan curah hujan yang tinggi di sekitar Gunung Semeru, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya banjir lahar.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan informasi dari pihak berwenang.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang