LUMAJANG, KOMPAS.com - Para pendaki Gunung Semeru kini akan dilengkapi dengan gelang atau kartu Radio Frequency Identification (RFID).
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lumajang Yuli Harismawati mengatakan, penerapan RFID ditujukan untuk memastikan keamanan para pendaki.
Menurutnya, meski pendakian Gunung Semeru dibatasi hingga Ranu Kumbolo, aktivitas pendakian tetap saja memiliki risiko tinggi.
Baca juga: Dalam 6 Bulan, Gunung Semeru Catat 2.020 Kali Erupsi, Terbanyak di Indonesia
Sebab, para pendaki bisa berisiko mengalami cedera, terjatuh, tersesat, hingga hilang.
Dengan adanya gelang atau kartu RFID, kata Yuli, lokasi pendaki bisa langsung terpantau oleh petugas di pos pendakian Gunung Semeru.
"Mendaki Gunung Semeru ini kan termasuk wisata minat khusus jadi risikonya tentu ada, jadi penerapan RFID ini bisa membantu petugas mencari lokasi apabila tiba-tiba terjadi masalah saat mendaki," kata Yuli melalui sambungan telepon, Selasa (8/7/2025).
Baca juga: Gunung Semeru Letuskan Asap Tebal Setinggi 1.000 Meter di Atas Kawah
Meski akan dilengkapi dengan gelang atau kartu RFID, kata Yuli, pendaki tidak perlu khawatir adanya biaya tambahan. Sebab, atribut tersebut gratis.
Namun, pendaki wajib mengembalikan kartu maupun gelang RFID begitu sudah selesai mendaki.
"Tidak ada biaya tambahan, gratis tapi wajib dikembalikan ya," tambahnya.
Meski sudah dilengkapi dengan gelang RFID, para pendaki tetap wajib menggunakan jasa pendamping yang telah disediakan pengelola wisata pendakian Gunung Semeru.
Setiap rombongan yang berisi 2-10 orang wajib menggunakan jasa pendamping dengan tarif Rp 200.000 per hari.
Tarif ini turun dibandingkan pada periode pembukaan pendakian sebelumnya. Jasa pendamping setiap rombongan saat itu dipatok Rp 300.000 per hari.
Namun, khusus anggota pecinta alam, jasa pendamping pendakian tidak diwajibkan.
Syaratnya, calon pendaki perlu melampirkan surat keterangan anggota organisasi pecinta alam.
"Jasa pendamping tetap wajib, jadi setiap rombongan 2-10 orang dikenakan tarif Rp 200.000 per hari, jadi harganya sudah turun dibandingkan sebelumnya," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang