SUMENEP, KOMPAS.com - Kemarau basah masih terjadi di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, hingga awal Juli 2025.
Cuaca yang tidak menentu membuat para petani tembakau waswas untuk melanjutkan musim tanam.
Seorang petani tembakau di Kecamatan Gapura, Hosnan, mengaku selalu khawatir. Meski sudah memasuki musim kemarau, hujan masih terus turun dan menggenangi lahan tembakau.
"Ya waswas, Mas. Kalau begini terus petani akan gagal (tanam tembakau) tahun ini," kata Hosnan kepada Kompas.com, Kamis (3/7/2025).
Baca juga: Gagal Tanam Tembakau di Sumenep Tidak Terdeteksi Pemkab
Petani tembakau asal Kecamatan Ganding, Rusli, mengaku sudah sebulan terakhir merasakan hal serupa karena curah hujan terus terjadi.
"Saya coba peruntungan, nanam tembakau, tapi sudah sering mati," ungkapnya.
Sebagian petani, menurut Rusli, sudah mengalami tiga kali gagal tanam akibat guyuran hujan yang terus turun.
Baca juga: 3 Kali Gagal Tanam Tembakau Akibat Kemarau Basah di Pamekasan
Curah hujan juga menyebabkan lahan pembibitan tergenang, sehingga bibit tembakau mulai langka di pasaran.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut, potensi hujan masih ada hingga saat ini, meski sudah memasuki puncak musim kemarau.
Dengan kondisi tersebut, musim kemarau tahun ini benar-benar menjadi kemarau basah, karena curah hujan tetap terjadi di saat seharusnya kering.
"Sampai sekarang masih potensi hujan ada Mas," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumenep, Ari Widjajanto.
"Kalau masa puncak musim kemarau ini masih ada potensi hujan, berarti kemarau di tahun ini betul-betul menjadi kemarau basah," tambahnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang