Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Prajurit TNI AL Korban Pengeroyokan di Malang Membaik Usai Dioperasi, Alami Luka Parah di Kepala

Kompas.com, 29 Juni 2025, 14:41 WIB
Nugraha Perdana,
Krisiandi

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Kondisi Letda Laut (PM) Abu Yamin, anggota Polisi Militer TNI Angkatan Laut (Pomal) Lantamal V Surabaya, berangsur membaik setelah menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar, Kota Malang, Jawa Timur.

Saat ini, ia tengah menjalani masa pemulihan di ruang rawat inap.

Letda Abu menjadi korban pengeroyokan oleh sejumlah orang yang diduga juru panggil penumpang (jupang) di Terminal Arjosari, Kota Malang, pada Kamis (26/6/2025).

Alfia Nurmaharani (26), anak pertama korban, mengungkapkan bahwa ayahnya telah melewati masa kritis.

Baca juga: Pengeroyokan Brutal di Terminal Malang, Korban Ternyata Anggota TNI AL Aktif

"Luka parah di kepala dan beberapa bagian tubuh lainnya mengharuskan tindakan medis serius dari tim dokter," ujarnya.

Alfia menjelaskan bahwa sejak awal dibawa ke IGD, ayahnya sebenarnya merasa sadar meskipun banyak darah yang keluar.

"Sejak awal dibawa ke IGD hari Kamis, ayah sebenarnya merasa sadar meski darah keluar banyak," tambahnya pada Minggu (29/6/2025).

Setibanya di rumah sakit, tim medis langsung memberikan serangkaian tindakan.

Awalnya, mereka menjahit luka di bagian wajah sebelah kanan dan dagu.

Operasi dilaksanakan keesokan harinya, yaitu Jumat (27/6/2025). "Jumat masuk ruang operasi sekitar jam setengah 11 pagi, selesai jam 4 sore. Ayah dibius total," jelas Alfia.

Operasi yang dilakukan melibatkan tim dokter spesialis bedah tulang, bedah saraf, dan bedah plastik.

Baca juga: Penjelasan Kadispenal soal Pengeroyokan Anggota TNI di Malang

Menurut Alfia, tindakan medis meliputi pemasangan pen pada jari ketiga dan keempat tangan kiri yang terluka, pembedahan plastik pada pipi sebelah kanan, serta pemasangan pelat atau pen di bagian hidung, tepatnya di antara kedua mata.

Selain itu, penanganan luka di kepala yang mengenai saraf juga dilakukan meskipun tergolong ringan.

"Yang menangani bapak ada dokter tulang, dokter saraf, dan dokter bedah plastik. Untuk kondisi jari sekarang, kata dokter masih bagus karena bapak masih bisa merasakan sentuhan. Bengkak di area mata juga sudah mulai kempis dan sekarang sudah boleh makan pakai mulut," ungkap Alfia.

Sebelumnya, diberitakan bahwa seorang perwira aktif TNI Angkatan Laut menjadi korban pengeroyokan brutal di Terminal Arjosari, Kota Malang, pada Kamis (26/6/2025) malam.

Baca juga: Prajurit TNI Babak Belur Dikeroyok 6 Juru Panggil Penumpang di Malang hingga Tak Sadarkan Diri

Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka parah di bagian wajah dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Kepala Terminal Arjosari, Mega Perwira Donowati, membenarkan insiden tersebut.

Ia menjelaskan bahwa peristiwa pengeroyokan terjadi sekitar pukul 19.30 WIB, diawali oleh sebuah cekcok yang penyebabnya belum diketahui secara pasti.

"Kronologi awal secara garis besar diawali dengan cekcok. Namun, pemicu cekcok itu masih belum kami ketahui secara pasti," ujar Mega saat diwawancarai pada Jumat (27/6/2025).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau