SURABAYA, KOMPAS.com - Wakil Walikota Surabaya Armuji melakukan inspeksi mendadak (sidak) CV Batavia Cutter Prima di Jalan Jatisari, Surabaya.
Sebelumnya, Armuji mendpaatkan laporan dari Umi, perwakilan warga Jatisari yang mengaku rumahnya beserta lima rumah lain menjadi rusak akibat pembangunan pabrik di sekitar.
Hal itu disampaikan Umi dalam pertemuannya dengan Cak Ji, sapaan akrabnya, di Rumah Aspirasi, Selasa (20/5/2025).
Baca juga: Kelelahan, 2 Jemaah Haji Tulungagung Dilarikan ke Rumah Sakit Saat Tiba di Asrama Surabaya
Ia menjelaskan bahwa semenjak CV Batavia Cutter Prima dibangun, terjadi kerusakan bangunan hingga pintu rumahnya tidak bisa ditutup.
Hal itu juga dirasakan oleh lima tetangga lainnya.
”Karena pada saat dibangun, tanah pabriknya itu langsung ambles, makanya lima rumah lainnya itu ketarik,” tuturnya kepada Cak Ji saat di rumah aspirasi.
Baca juga: Eri Cahyadi Sebut Siswa SD dan SMP Surabaya Tak Ada PR Sejak 2022
Dalam tayangan video yang diunggah di akun YouTube pribadi Cak Ji, Kamis (12/6/2025), saat Cak Ji melihat langsung kondisi rumah warga yang terdampak, terlihat banyak retakan di dinding hingga plafon
Umi menurturkan jika sebelumnya kerusakan itu sudah pernah dia perbaiki.
Namun karena aktivitas pabrik terus berlanjut sehingga keretakan kembali terjadi.
”Waktu itu sudah pernah saya perbaiki, Pak, tapi enggak lama ya rusak lagi,” ujarnya kepada Cak Ji.
Selain itu, ia mengatakan bahwa sebelumnya memang sudah dilakukan perundingan, tapi tidak pernah mencapai jalan keluar.
”Sudah pernah dirundingkan tapi enggak pernah ada jalan keluar,” ucapnya.
Baca juga: Jukir Resmi Minimarket di Surabaya Disatroni Preman, Eri Cahyadi: Ojo Wedi, Kita Lawan!
Sementara itu, pemilik CV Batavia Cutter Prima menjelaskan pihaknya sudah pernah berniat untuk melakukan perbaikan di rumah Umi, tapi dirinya justru diusir.
Ia berjanji akan melakukan perbaikan terhadap rumah-rumah yang terdampak secara bertahap.
”Saya waktu itu sudah pernah mau melakukan perbaikan, tapi justru saya yang diusir. Ya, saya bisanya perbaikan secara bertahap, kalau langsung semua saya juga gak ada uang,” jelasnya.
Akhirnya, Cak Ji menyarankan untuk melakukan penyuntikan perbaikan tanah dan penambahan kolom keramik agar keretakan tidak terjadi kembali.
”Sudah nanti panjenengan (Anda) dengan pak RT, lurah diskusi lagi saja, itu memang harus disuntik, terus diberi sepatu sama ditambahi kolom lagi,” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang