Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPK Jatim Konservasi Gua Selomangleng Kediri

Kompas.com, 13 Juni 2025, 13:12 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI, Jawa Timur, melakukan konservasi gua di Situs Cagar Budaya Gua Selomangleng di Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (13/6/2026).

Konservasi yang bertujuan untuk perlindungan, pemulihan, hingga pemeliharaan situs akibat dampak aktivitas manusia maupun alam itu dilakukan oleh sejumlah petugas.

Ira Fatmawati, Pamong Budaya Ahli Pertama BPKW XI, mengatakan, konservasi itu berfokus pada pembersihan seluruh kawasan gua. Mulai dari pembersihan jelaga dampak pembakaran dupa hingga lilin maupun pembersihan lumut yang tumbuh.

“Pada dinding-dinding itu kan banyak jelaga bekas dupa atau lilin ritual masyarakat,” ujar Ira Fatmawati ditemui Kompas.com di lokasi gua, Jumat (13/6/2025).

Baca juga: Tim SAR Evakuasi Pendaki yang Terkilir saat Mendaki Gunung Klotok Kediri

Selain itu, masih kata Fatmawati, pembersihan juga dilakukan terhadap coretan cat yang ditemukan di sejumlah titik.

Coretan yang sudah masuk pada kategori vandalisme tersebut merupakan ulah dari tangan-tangan jahil para pengunjung.

Dalam pembersihan itu pihaknya menggunakan media air untuk menghilangkan debu maupun lumut, juga menggunakan cairan kimiawi untuk mengatasi coretan cat.

Meski demikian, Fatmawati menambahkan, pembersihan tersebut tidak boleh dilakukan secara serampangan. Pihaknya pun secara hati-hati melakukannya agar tidak sampai merusak situs.

Hal tersebut pula yang menjadi tantangan dalam konservasi itu. Apalagi seluruh permukaan dinding gua berbentuk relief dan dipenuhi hiasan sehingga harus teliti dan hati-hati dalam pembersihannya.

“Kendala dan tantangannya ya itu, tapi kami tadi juga sudah siapkan perlengkapan termasuk cairan pembersihnya. Jadi semua masih bisa kita atasi,” lanjutnya.

Baca juga: PHRI Kediri Sambut Positif Keputusan Mendagri karena Hotel dan Restoran Bisa Bergeliat, Pajak Daerah Lancar

Sekadar diketahui, gua tersebut merupakan peninggalan era Kerajaan Kediri di sekitar abad 11 masehi. Berfungsi sebagai tempat pertapaan Dewi Kilisuci atau putri mahkota Raja Airlangga.

Gua buatan dari batu andesit yang berlokasi di Kota Kediri sebelah barat itu terdiri dari empat ruangan. Seluruh ruangannya berhias relief maupun patung-patung.

Kini, gua tersebut dimanfaatkan sebagai tempat wisata sejarah dan budaya oleh pemerintah setempat. Menjadi satu kawasan dengan bangunan museum dan sejumlah bangunan pendukungmya.

Selain itu hingga kini juga banyak masyarakat yang mengunjunginya karenamenganggapnya sebagai tempat keramat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau