KEDIRI, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur mulai menguji coba operasional Museum Joyoboyo yang baru saja dibangun dengan menggelar pameran temporer artefak peninggalan sejarah.
Selain artefak, pameran sebagai pre-launching museum yang akan berlangsung pada 17 sampai 21 Juni 2025 itu akan memamerkan desain interior museum yang terletak di di Jalan Raya Totok Kerot, Desa Pagu, Kecamatan Pamenang tersebut.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri, Mustika Prayitno Adi mengatakan, dalam pameran perdana sekaligus upaya menghidupkan museum itu, pihaknya akan melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Baca juga: Dibangun Era Gibran, Museum Budaya Sains dan Teknologi Solo Diresmikan Agustus 2025
Mulai dari akademisi, budayawan, hingga pelestari sejarah akan dilibatkan guna memperkenalkan konsep museum sebelum memberikan masukan terhadap detail engineering design (DED).
“Prinsipnya, kita juga akan perkenalkan rencana desain museum ini seperti apa,” kata Mustika Prayitno Adi dalam keterangannya, Rabu (4/6/2025).
Pameran itu merupakan tindak lanjut dari arahan Mas Dhito (sapaan akrab Bupati Kediri Hanindhito), agar museum bisa mengangkat cerita Kediri di masa lampau, searah dengan konsep storyline museum yang telah disusun sejak 2024.
Selain itu, museum ini diharapkan bisa menjadi salah satu destinasi wisata dan budaya baru di Kabupaten Kediri. Terlebih, menjadi edukasi sejarah bagi kaum muda.
Mustika menambahkan, museum itu akan menyimpan ratusan benda purbakala dari berbagai masa sejarah yang diperoleh dari berbagai sumber, termasuk dari proses ekskavasi maupun evakuasi.
Sejumlah koleksi Museum Joyoboyo milik Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, 2025.Kepala Bidang Sejarah dan Purbakala Disparbud Kabupaten Kediri, Eko Priyatno mengatakan, artefak yang dipamerkan nantinya merupakan artefak pilihan dan masterpiece unggulan koleksi Kediri.
"Jadi enggak semua perbendaharaan yang ada kita pamerkan,” ujar Eko Priyatno.
Baca juga: Warga Tolak Lingga-Yoni Terbesar di Nganjuk Dipindah ke Museum, Ini Alasannya
Sejauh ini, kata Eko, sudah ada 100 artefak yang menjadi koleksi museum. Namun, tidak semuanya akan ditempatkan secara langsung di ruang pamer.
Ada juga yang harus disimpan karena tergantung kondisi dan status artefak masing-masing.
Adapun Pemkab Kediri mulai gencar memulangkan benda-benda purbakala yang tersimpan di sejumlah tempat, termasuk artefak yang baru saja dipulangkan dari museum Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Mojokerto pada medio Desember 2024 sebanyak 14 buah arca.
Semua arca dari BPK wilayah Jawa Timur tersebut merupakan hasil ekskavasi atau penggalian arkeologis dari situs Tondowongso, Kediri.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang