Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hewan Kurban Berpotensi Mencemari Lingkungan, Ini Tips dari Pakar

Kompas.com, 5 Juni 2025, 21:46 WIB
Azwa Safrina,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Hari Raya Idul Adha identik dengan melimpahnya sajian daging, seperti daging sapi dan kambing.

Momen ini sering dijadikan ajang untuk menyantap hidangan berbahan dasar daging dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya.

Namun, dengan melimpahnya persediaan daging, terdapat potensi pencemaran lingkungan yang perlu diperhatikan, yang dapat menjadi penyebab penyakit.

Pakar Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR), Surabaya, Prof Dr Ririh Yudhastuti drh MSc, menuturkan bahwa potensi pencemaran lingkungan dapat terjadi sejak hewan kurban masih hidup.

Baca juga: Pemkab Lumajang Bagikan Besek Gratis untuk Wadah Daging Kurban

Kotoran dan sisa pakan dari hewan yang ditampung di pasar atau lapangan terbuka dapat menimbulkan bau tak sedap dan menyebarkan penyakit seperti cacingan maupun infeksi parasit.

Maka dari itu, Ririh menyarankan agar peternak atau penjual hewan kurban lebih memperhatikan kebersihan kandang dan pakan hewan.

“Lokasi penampungan hewan sebaiknya rutin dibersihkan. Sisa pakan dan kotoran harus segera dibersihkan agar tidak menjadi sumber penyakit atau gangguan pernapasan,” kata Ririh dalam siaran pers, Kamis (5/6/2025).

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya memberikan waktu istirahat minimal dua hari sebelum penyembelihan hewan kurban.

“Tujuannya agar hewan tidak stres dan menghasilkan daging yang lebih baik,” ujarnya.

Selama proses penyembelihan, limbah organik seperti darah, usus, dan bagian tubuh yang tidak dikonsumsi harus ditimbun di lubang tanah khusus yang ditaburi kapur untuk mengurangi bau dan mencegah penyebaran penyakit oleh lalat.

Baca juga: 7 Aneka Olahan Daging Kurban Tanpa Santan, Ide Kuliner Hari Raya Idul Adha

“Jika limbah tidak dikelola dengan baik, maka bisa menimbulkan bau busuk, mencemari air tanah, dan mengundang hama seperti lalat dan tikus,” tuturnya.

Setelah proses penyembelihan selesai, area pemotongan harus segera disemprot dengan antiseptik untuk mencegah penyebaran penyakit saluran cerna seperti diare atau tifus akibat infestasi musca domestica.

Ririh juga menekankan bahwa kebersihan diri dari panitia kurban dan para jagal harus diperhatikan selama proses pemotongan hewan.

“Segera mandi dan cuci tangan dengan sabun setelah proses pemotongan untuk mencegah penularan penyakit,” imbaunya.

Kulit hewan yang tidak segera diolah juga dapat menjadi sumber pencemaran.

Halaman:


Terkini Lainnya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau