BLITAR, KOMPAS.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blitar menepis informasi terjadinya erupsi Gunung Kelud yang ramai diperbincangkan di media sosial sejak Kamis (29/5/2025) malam.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Blitar, Ivong Bettryanto, menegaskan bahwa tidak ada kenaikan aktivitas vulkanik dari Gunung Kelud yang hingga saat ini masih berada di level 1 atau status normal.
“Perlu kami sampaikan klarifikasi bahwa situasi Gunung Kelud masih level 1, normal. Tidak ada indikasi yang mengarah ke situ (erupsi),” ujar Ivong kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (30/5/2025).
Baca juga: Asap Putih dari Gunung Kelud Bikin Gempar, BPBD Kediri: Tidak Ada Gejala Vulkanik Mengarah Erupsi
Menurut Ivong, ramainya perbincangan di beragam platform media sosial (medsos) tentang Gunung Kelud mengalami erupsi berasal dari unggahan video yang merekam Gunung Kelud dari sisi selatan.
Dalam video berdurasi kurang dari satu menit yang diduga direkam pada Kamis petang itu, terlihat kilatan-kilatan cahaya di sekitar puncak Gunung Kelud dengan frekuensi yang cukup tinggi.
Ivong mengatakan bahwa video tersebut menjadi viral karena disertai narasi yang intinya menyebut terjadinya erupsi Gunung Kelud.
“Di medsos ada video yang menggambarkan situasi Gunung Kelud meletus. Ini dampaknya membuat masyarakat resah luar biasa,” tuturnya.
“Bahkan sampai menjadi atensi nasional karena Gunung Kelud ini ketika meletus memang dampaknya luar biasa,” tambah Ivong.
Ivong mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah memercayai informasi tentang aktivitas vulkanik Gunung Kelud, kecuali informasi yang terverifikasi oleh lembaga-lembaga berwenang.
Ivong menambahkan bahwa guna meredam keresahan warga, terutama warga Blitar, Kediri dan Malang, Badan Geologi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merilis laporan khusus tentang kondisi Gunung Kelud sebagai klarifikasi.
Dalam laporan yang salinannya diterima Kompas.com pada Jumat siang, disebutkan bahwa kilatan-kilatan petir yang terekam dalam video viral di media sosial tersebut berasal dari formasi awan yang cukup tebal disertai hujan di utara atau barat laut Gunung Kelud pada Kamis (29/5/2025) antara pukul 18.30 WIB – 19.30 WIB.
“Dengan demikian, rekaman video di media sosial yang terlihat dari Kabupaten Blitar hanya merupakan fenomena meteorologi (cuaca) dan tidak ada hubungannya dengan aktivitas Gunung Kelud,” tulis laporan yang ditandatangani Kepala Balai Geologi, Muhammad Wafid A.N. itu.
Kata Wafid, saat ini tingkat aktivitas Gunung Kelud berada pada Level I (normal).
Data kegempaan yang terekam di Pos Pengamatan Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, dalam satu pekan terakhir, lanjutnya, tercatat 1 kali gempa vulkanik dalam, 2 kali gempa tektonik lokal, dan 16 kali gempa tektonik jauh.
Gunung Kelud merupakan gunung api aktif yang berada di wilayah Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri. Letusan besar terakhir kali terjadi pada Februari 2014 atau lebih dari satu dekade yang lalu.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang