BANGKALAN, KOMPAS.com - Efesiensi anggaran di instansi pemerintah berdampak pada okupansi hotel di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
Bahkan, ada pegawai hotel yang dipecat akibat minimnya pemasukan di tempat penginapan.
Pemilik Hotel Ningrat Bangkalan, Iskandar Ahadiyat, mengatakan bahwa sejak awal 2025, hotel miliknya mengalami penurunan okupansi secara dratis.
Bahkan, penurunan mencapai 50 persen dari tahun sebelumnya.
"Iya ada penurunan 50 persen," ujarnya, Rabu (28/5/2025).
Baca juga: MICE dan Okupansi Hotel Turun, Kawasan Nusa Dua Paling Terdampak Efisiensi
Penurunan okupansi di tempatnya juga mengakibatkan dua karyawannya terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
"Ada dua orang yang terpaksa kami cut," ujarnya.
Sementara itu, resepsionis Hotel Rose Bangkalan, Lilis Dwi Sari mengaku hotel tempatnya bekerja juga mengalami penurunan okupansi sebanyak 35 persen.
Menurutnya, sejak pemerintah memberlakukan pembatasan perjalanan dinas ke luar kota, Hotel Rose mengalami penurunan okupansi. Sebab, ia mengaku sebagian besar pendapatan diperoleh dari kerja sama pemerintah.
"Sangat terasa sekali penurunannya karena sejak ada pembatasan perjalanan dinas itu, tamu kami dari pemerintahan mulai mengalami pengurangan," katanya.
Baca juga: PHRI Bali Ungkap 4 Penyebab Okupansi Hotel Turun
Meski begitu, hingga kini tak ada rekan di hotelnya yang di-PHK oleh perusahaan.
Ia berharap, kondisi perekonomian segera stabil sehingga keuangan pemerintah tak lagi mengalami efisiensi.
"Kami juga khawatir kalau terus menerus mengalami efisiensi, nanti ada sebagian dari kami yang dipecat. Kami berharap segera kembal normal karena tamu kami kebanyakan dari pemerintahan," ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang