Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja di Blitar Hilang Terseret Arus Saat Adu Cepat Seberangi Sungai Brantas

Kompas.com, 28 Mei 2025, 11:25 WIB
Asip Agus Hasani,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Seorang pemuda bernama M. Dava Nur Ilham (19) hilang terseret arus Sungai Brantas di Dusun Gendong, Desa Purworejo, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Selasa (27/5/2025) sore.

Korban yang merupakan warga setempat dan baru saja lulus SMA itu hanyut saat bermain berenang adu cepat menyeberangi Sungai Brantas bersama tiga orang temannya, termasuk adik korban, Irlam (13).

Kepala Dusun Gendong, Sugeng Purnomo, mengatakan bahwa korban terseret derasnya arus Sungai Brantas di lokasi kejadian ketika bersama tiga temannya berenang beberapa kali menyeberangi sungai dari sisi utara ke selatan dan sebaliknya.

“Tapi ketika untuk ke sekian kalinya berenang dari utara ke selatan, yang tiga itu sudah sampai di selatan, sedangkan Dava belum sampai,” ujar Sugeng saat ditemui di lokasi kejadian, Rabu (28/5/2025).

Baca juga: Pengemudi Ojol yang Bakar Pikap di Blitar Diduga Alami Gangguan Jiwa

“(Dava) sudah hampir finis di selatan sebenarnya, tapi sudah tidak kuat. Kehabisan napas atau kram, tidak tahu. Terus dia keseret arus yang deras itu,” tambahnya.

Menurut Sugeng, Dava sebenarnya masih sempat terlihat berusaha mengangkat tangan dan kepalanya di titik hilir yang berjarak sekitar 100 meter, tetapi segera setelahnya tidak lagi terlihat.

Baca juga: Pria di Kediri Terpeleset dan Hanyut di Sungai Brantas Saat Tunggu Perahu Penyeberangan

Tiga teman Dava, kata Sugeng, sempat meminta tolong seseorang yang sedang memancing di sekitar lokasi kejadian untuk mencari keberadaan korban hingga beberapa ratus meter ke arah hilir.

“Tapi sampai menjelang petang, keberadaan Dava belum ditemukan,” tuturnya.

Menurut Sugeng, korban dan ketiga temannya merupakan warga yang tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian.

Mereka sudah biasa bermain di lokasi tersebut dengan berenang menyeberangi Sungai Brantas yang memiliki bentang lebih dari 20 meter itu.

Sementara itu, Koordinator Unit Siaga Tim SAR Malang, Yoni Fariza, mengatakan, pihaknya mengerahkan sekitar 35 personel untuk melakukan pencarian korban dengan menggunakan dua unit perahu karet.

Yoni mengungkapkan bahwa di hari pertama, Rabu, pihaknya akan melakukan pencarian paling jauh 3 kilometer dari titik di mana korban terakhir kali terlihat.

“Kami juga akan memberikan perhatian pada tumpukan-tumpukan sampah di area pencarian. Juga kita pegang kemungkinan korban tertimbun pasir,” tuturnya.

Menurut Yoni, dengan kondisi arus Sungai Brantas yang cukup deras, dimungkinkan juga korban terbawa arus hingga wilayah Tulungagung atau bahkan Kediri.

Karenanya, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah petugas penjaga pintu air di wilayah hilir hingga Kediri tentang adanya korban hanyut tersebut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau