SURABAYA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak menyebut Pemprov Jatim sedang membahas opsi bagaimana sentra industri tahu di Sidoarjo memanfaatkan gas bumi dari Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai bahan bakar produksi tahu.
Bahkan, menurut Emil, pihak PGN sudah bertemu dengan Pemkab Sidoarjo untuk membahas opsi tersebut.
"Karena ada pipa gas PGN di sekitar lokasi sentra produksi tahu di Sidoarjo tersebut," katanya kepada wartawan Senin (19/5/2025).
Baca juga: Kementerian LHK Temukan 16 Produsen Tahu Sidoarjo Masih Pakai Bahan Bakar Sampah Plastik
Dia memastikan sentra industri tahu yang menggunakan plastik sebagai bahan bakar hanya di Sidoarjo.
Laporan yang dia terima dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jatim menyebutkan bahwa sentra produksi tahu di sejumlah daerah menggunakan kayu bakar, bukan bahan plastik.
"Laporan DLH Jatim, sentra produksi tahu di daerah lain seperti Jombang, Pasuruan, dan Probolinggo sudah dipastikan pakai kayu, tidak pakai plastik," ujarnya.
Baca juga: 51 Pemilik Pabrik Tahu di Sidoarjo Komitmen Tak Pakai Plastik Lagi untuk Bahan Bakar
Menurutnya, penggunaan plastik sebagai bahan bakar pengolahan makanan tidak dibenarkan apa pun alasannya.
"Tidak dibenarkan atas alasan ekonomi, daya saing biaya, lantas proses produksinya tidak memenuhi syarat keamanan pangan," tegasnya.
Seperti diketahui, puluhan produsen tahu di Desa Tropodo, Kecamatan Waru, Sidoarjo, dilaporkan kembali menggunakan bahan plastik sebagai bahan bakar.
Akibatnya, banyak warga sekitar sentra menderita ISPA.
Hasil pembakaran dengan plastik berupa asap pekat menyebabkan kualitas udara di sekitar sentra mengancam kesehatan masyarakat.
Pemkab Sidoarjo menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor: 600.4/1341/438.5.11/2025 tentang pelarangan penggunaan sampah karet, spons, dan styrofoam sebagai bahan bakar di industri tahu di Desa Tropodo.
Puluhan pengusaha tahu juga sudah menandatangani kesepakatan untuk tidak memanfaatkan sampah plastik sebagai bahan bakar produksi.
Para pengusaha disebut sudah bertahun-tahun memanfaatkan sampah plastik sebagai bahan bakar produksi tahu dengan alasan lebih murah, sehingga untung lebih banyak didapat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang