MADIUN, KOMPAS.com - Seorang perajin tusuk sate asal Kabupaten Madiun, Jawa Timur, akhirnya dapat naik haji tahun ini.
Ketekunan Nahrowi (52), warga Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, dalam menabung dari hasil menjual tusuk sate itu akhirnya berbuah manis.
Nahrowi yang ditemui pada Senin (5/5/2025) ini mengaku bersyukur setelah belasan tahun menunggu, akhirnya dapat berangkat haji tahun ini.
Ia pun tak menyangka, keuntungan penjualan tusuk sate dapat menjadikannya pergi ke Tanah Suci.
“Saya sangat bersyukur setelah 13 tahun menunggu bisa dipanggil Allah SWT untuk berhaji,” kata Nahrowi.
Baca juga: 2.598 Calon Jemaah Haji Jatim Belum Mendapatkan Visa
Nahrowi bercerita, awalnya ia hanya nekat mendaftar haji pada tahun 2012 kendati belum memiliki pekerjaan yang tetap.
Saat itu, ia hanya memiliki tabungan Rp 5 juta.
Padahal, untuk mendaftar haji, seorang warga harus menyetor uang sebesar Rp 25 juta.
Tekad bulatnya untuk naik haji menjadikan Nahrowi memilih untuk mengangsur kekurangannya selama dua tahun.
“Waktu itu saya hanya memiliki tabungan Rp 5 juta. Sedangkan untuk mendaftar harus memiliki uang Rp 25 juta. Saat itu saya hanya bertani kecil-kecilan tetapi saya nekat mendaftar. Kekurangan yang pendaftaran saya angsur 2 tahun hingga akhirnya lunas,” kata Nahrowi.
Lima tahun kemudian, Nahrowi mencoba peruntungan dengan menekuni usaha tusuk sate.
Baca juga: Kisah Haru Maimunah, Jemaah Haji Asal Medan yang Gantikan Ibunya Berangkat Haji ke Tanah Suci
Dari hasil penjualan tusuk sate senilai Rp 10.000 sampai Rp 18.000 per kilogram, Nahrowi tekun menyisihkan hasil jualannya dan menabung Rp 10.000 sampai Rp 20.000 per hari.
“Untuk melunasi biaya naik haji, saya membutuhkan uang sebesar Rp 33 juta. Sebenarnya bagi saya yang hanya bertumpu dari usaha tusuk sate berat. Tapi Alhamdulillah, dengan ketekatan hati, bisa terkumpul dan melunasi,” tutur Nahrowi.
Usai melunasi biaya haji, Nahrowi kini fokus persiapan jelang pemberangkatan ke Tanah Suci.
Semua kegiatan persiapan, mulai dari bimbingan manasik haji, tes kesehatan, vaksinasi IPV, meningitis, dan influenza, serta pembagian koper haji, sudah dijalani.
Tak hanya itu, ia rutin berolahraga untuk menjaga stamina, lantaran ibadah haji itu merupakan ibadah fisik.
Selain itu, Nahrowi mempersiapkan perlengkapan haji lain, seperti perlengkapan ibadah haji, dokumen penting, perlengkapan harian, dan logistik.
Baca juga: Kisah Emak-emak di Boyolali Sisihkan Rp 10 Ribu Per Hari untuk Lunasi Biaya Haji, Rutin Sejak 2013
Nahrowi juga banyak berdoa agar saat ibadah haji di Tanah Suci diberikan kesehatan dan kelancaran hingga pulang kembali ke tanah air.
Rencananya, Nahrowi akan berangkat memasuki Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, pada Minggu (18/5/2025) pagi.
Saat berada di Tanah Cuci, Nahrowi akan banyak berdoa agar seluruh keluarganya dapat menunaikan ibadah haji.
Untuk itu, ia berharap usai pulang dari Tanah Suci, diberi kelancaran untuk mencari rezeki sehingga dapat memberangkatkan seluruh keluarga, minimal bisa ibadah umrah.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang