Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kue Bongko Khas Arosbaya, Sudah Bertahan 55 Tahun

Kompas.com, 27 April 2025, 10:56 WIB
Yulian Isna Sri Astuti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

BANGKALAN, KOMPAS.com - Di tengah tumpukan daun pisang, Halimah (68) menikmati semilir angin sore dengan duduk di teras rumahnya di Desa/Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Sabtu (26/4/2025) kemarin.

Dengan telaten, jemarinya mulai memilah daun yang akan ia gunakan untuk membungkus kue bongko buatannya.

Satu per satu daun pisang ia bersihkan dan dipotong sesuai ukuran. Tak sembarang daun pisang yang ia gunakan. Jenis daun pisang batu menjadi pilihan untuk membungkus kue berbahan dasar tepung beras ini.

"Kalau daun pisang jenis lain itu, kalau dikukus jadi gelap. Kalau daun dari jenis pisang batu, hasilnya bagus, tetap hijau saat dikukus," ucap dia bersemangat.

Kue bongko merupakan kue tradisional berbahan dasar tepung beras yang dicampur gula dan santan. Kudapan ini memiliki rasa manis gurih yang berpadu nikmat.

Kue bongko buatan Halimah memiliki tiga varian, yakni ori, mutiara, dan pisang. Usaha ini dirintis sejak tahun 1970-an oleh nenek Halimah, Buk Ma.

Baca juga: Soto Mata Sapi Bu Mis, Kudapan Unik yang Memanjakan Lidah

Seingat Halimah, neneknya dulu bekerja di tempat pembuatan kue tradisional di Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan.

Di sana, Buk Ma mendapat bagian untuk membuat kue bongko. Dari situlah resep diperoleh dan mulai dikembangkan oleh Buk Ma setelah tak lagi bekerja.

"Jadi dulu itu, mbah saya kerja ikut orang China. Di sana banyak kue tradisional, salah satunya Bongko ini. Setelah tidak kerja lagi, nenek nyoba buat dan dijual, ternyata banyak yang suka," ungkap dia.

Kue Bongko buatan Halimah varian ori saat dinikmati pelanggan di Bangkalan, Jawa Timur, Minggu (27/4/2025). KOMPAS.com / Yulian Isna Sri Astuti Kue Bongko buatan Halimah varian ori saat dinikmati pelanggan di Bangkalan, Jawa Timur, Minggu (27/4/2025).

Berbekal keterampilannya itu, Buk Ma mulai mendapat banyak pesanan hingga dikenal di seluruh Bangkalan. Resep itu lalu diturunkan ke anaknya hingga kini diteruskan oleh Halimah.

Saat ini, dalam sehari Halimah membuat kue bongko sebanyak 600 bungkus.

Jumlah itu melonjak saat bulan Ramadhan mencapai 1.200 bungkus. Satu bungkus Kue Bongko, Halimah jual seharga Rp 5.000. Nantinya, pelanggan akan menjual seharga Rp 7.000 hingga Rp 10.000.

"Alhamdulillah, sampai sekarang pesanannya selalu banyak. Bahkan dari Rumah Makan Sinjay, ambilnya di sini. Setiap hari 200 bungkus," ujar perempuan yang memiliki lima anak tersebut.

Setiap hari, Halimah hanya memproduksi kue bongko dan tidak menjajakannya keluar. Sebab, semua pelanggannya selalu datang ke rumah mengambil pesanan untuk dijual kembali.

Banyaknya jumlah pesanan membuat Halimah merekrut tetangganya untuk membantu membuat pesanan setiap harinya.

Halaman:


Terkini Lainnya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau