LUMAJANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tetap akan membeli motor Honda PCX untuk 198 kepala desa sebagai kendaraan operasional meskipun ramai penolakan dari warga.
Wakil Bupati Lumajang Yudha Adji Kusuma enggan menanggapi ramainya pro dan kontra pembelian motor Honda PCX untuk kepala desa.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Lumajang berencana untuk mengganti kendaraan dinas 198 kepala desa berupa Honda Megapro yang sudah ada sejak 2009 dengan motor Honda PCX terbaru.
Baca juga: Banjir Kritik, Pengadaan Motor PCX Rp 7 Miliar untuk Kades Lumajang Jalan Terus
Anggaran yang dibutuhkan untuk membeli ratusan motor PCX ini diperkirakan antara Rp 6,7 - 7,9 miliar, tergantung tipe yang hendak dibeli.
Rencananya, pendanaannya menggunakan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) APBD 2024 yang diperkirakan mencapai Rp 50 miliar.
Rencana kebijakan ini mendapatkan respons beragam dari masyarakat, kepala desa, hingga anggota DPRD Lumajang.
Baca juga: Pengadaan 198 Motor PCX untuk Kades di Lumajang Tunggu Perubahan APBD
Warga yang diwawancarai Kompas.com menyatakan menolak karena berbagai alasan, mulai dari infrastruktur yang banyak butuh perbaikan segera hingga masa efisiensi yang seharusnya jadi momentum penghematan anggaran oleh pemerintah daerah.
Sedangkan, kepala desa dan anggota dewan mendukung rencana kebijakan ini karena pertimbangan untuk meningkatkan pelayanan kepada warga.
Yudha mengatakan, pro dan kontra masyarakat atas kebijakan yang diambil pemerintah adalah hal yang lumrah.
Yudha pun enggan menanggapi lebih lanjut terkait pro dan kontra yang terjadi.
Menurutnya, ia juga sering menerima kritik terkait masalah tersebut.
"Kalau itu (PCX) no comment, kita sering anu (diskusi) masalah itu," ujar Yudha singkat di Gor Wirabhakti Lumajang, Sabtu (26/4/2025).
Meski begitu, Yudha menyebut, pengadaan motor PCX untuk kepala desa akan tetap dilaksanakan meskipun menuai pro dan kontra di masyarakat.
"Nanti kita lihat dulu, Insyaallah tetap (pengadaan motor PCX untuk kades)," tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang