Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Dugaan Dokter Cabuli Pasien di Malang, Ini Penjelasan Polisi

Kompas.com, 17 April 2025, 17:01 WIB
Nugraha Perdana,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Muhammad Soleh menyatakan siap menerima laporan apabila terduga korban pencabulan oleh oknum dokter rumah sakit swasta di Kota Malang melaporkannya ke polisi.

Soleh mengatakan, bahwa laporan korban dibutuhkan polisi agar dapat menindaklanjuti persoalan yang ada.

"Kami minta kepada terduga korban, segera melapor ke kami. Pada intinya, siap menerima laporannya untuk kami proses," ujar Soleh, Kamis (17/4/2025).

Baca juga: Perempuan Korban Pelecehan Dokter Belum Mau Lapor, Polisi Minta Netizen Jaga Privasi

Dia menegaskan, bahwa setiap laporan masyarakat yang masuk akan diterima dan segera ditindaklanjuti.

"Tentunya, tidak hanya terkhusus untuk perkara ini saja. Melainkan, setiap laporan masyarakat yang kami terima akan diproses sesuai dengan prosedur. Untuk selanjutnya, kami akan melakukan penyelidikan dan pendalaman," jelasnya.

Baca juga: Dokter Kandungan MSF Akui Empat Kali Lakukan Pelecehan Seksual pada Pasien

Sebelumnya diberitakan, terduga korban pencabulan pasien salah satu rumah sakit (RS) swasta di Kota Malang, Jawa Timur akan melaporkan terduga oknum dokter cabul berinisial AY ke pihak kepolisian.

Hal itu disampaikan oleh penasehat hukum terduga korban pencabulan, Satria Marwan S.H, M.H pada Rabu (16/4/2025).

Namun, pihaknya belum tahu akan melaporkan terduga pelaku kapan waktunya.

Dikatakannya, sebelum melaporkan, pihaknya akan terlebih dahulu berkoordinasi secara intensif dengan terduga korban untuk mengumpulkan bukti-bukti yang ada.

"Ini kan korban masih berada di tempat asalnya (Bandung), beliau kan bukan orang Malang, jadi masih menunggu. Jadi kami masih melengkapi materi hukumnya, tapi sesegera mungkin kami laporkan," kata Satria Marwan, Rabu (16/4/2025).

Baca juga: Kemenkes Telusuri Kasus Dokter Lecehkan Pasien di Malang, Izin Praktik Terancam Dicabut

Pihaknya juga masih akan menentukan apakah akan melapor ke Polresta Malang Kota atau Polda Jatim.

Dia mengatakan, terduga korban baru berani mengungkapkan kejadian yang dialaminya saat-saat ini karena menilai waktu yang tepat.

"Banyak faktor ya, yang pertama korban ini bukan orang Malang, jadi dia enggak punya teman disini, enggak tahu bagaimana caranya, jadi sebelumnya merasa takut," kata dia.

"Nah, kebetulan belum lama ini juga ada kasus pelecehan seksual lainnya di Malang, sehingga korban mengetahui ada informasi tersebut memotivasi dirinya untuk speak up," ujar dia.

Dia mengatakan, korban saat ini menginginkan keadilan dihadapan hukum.

Menurutnya, korban juga mengalami trauma psikis selama tiga tahun terakhir karena merasa persoalan yang dialaminya belum usai.

"Selama ini dia (terduga korban) cukup tersiksa secara batin, jadi kerugian mental ya. Bayangkan bagaimana rasanya mengalami apa yang dialami korban selama tiga tahun," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau