Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Fuji, Boling Jadi Olahraga Seru dan Gaya Hidup Anak Muda Surabaya

Kompas.com, 14 April 2025, 10:41 WIB
Suci Rahayu,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Boling, yang sebelumnya dikenal sebagai olahraga rekreasi yang dimainkan di lintasan khusus, kini telah bertransformasi menjadi tren baru yang digandrungi generasi muda.

Permainan ini menguji ketepatan dan konsentrasi, di mana pemain harus menjatuhkan pin dengan bola berat dalam dua kali lemparan di setiap framenya.

Namun, boling kini tidak hanya sebatas olahraga, melainkan juga menjadi aktivitas sosial dan hiburan yang viral di media sosial.

Fenomena ini semakin meluas setelah selebgram populer, Fujianti, mengunggah video saat bermain boling sambil menari dengan iringan musik yang catchy.

Baca juga: Petugas Kesulitan Evakuasi 9 Anjing dari Rumah Pria yang Meninggal di Surabaya

Tak lama setelah itu, tren ini menyebar dan menarik banyak orang untuk mencoba bermain bowling, termasuk di Surabaya.

Salah satu lokasi yang mengalami lonjakan pengunjung akibat tren ini adalah Happy Time Ciputra World Surabaya.

Meskipun bukan arena boling profesional, tempat ini menjadi pilihan utama bagi mereka yang ingin merasakan keseruan bermain boling bersama teman atau rekan kerja sambil membuat konten ala selebgram.

“Hal tersebut sangat berpengaruh. Beberapa pengunjung datang ke sini untuk mencoba melakukan challenge seperti yang dilakukan oleh Fuji,” ujar Yogi Suhartanto, salah satu tim marketing Happy Time.

Dengan sistem permainan per game seharga Rp 36.000 untuk lima frame, pengunjung dapat bermain secara berkelompok.

“Per line ini maksimal enam player, enam kali tap, kan sekali tap sepuluh lemparan,” imbuhnya.

Baca juga: Pria di Surabaya Tewas Penuh Luka, Diduga Diserang 10 Anjing Peliharaannya Sendiri

Happy Time juga menjadi lokasi favorit bagi perusahaan dan komunitas yang ingin mengadakan mini gathering, kompetisi kecil, hingga kegiatan internal kantor.

“Sering. Biasanya H- sebelum datang mereka informasi dulu, ngasih tahu ada peserta yang mau acara untuk ditandai fun-fun aja, challenge atau game-game yang berhadiah voucer. Ya semacam mini gathering,” tambah Yogi.

Keberagaman kegiatan di Happy Time semakin meningkat seiring dengan popularitas boling.

Seorang petugas sedang memberi penjelasan tentang bowling, salah satu olahraga rekreasi yang sedang digemari dan dibanjiri pengunjung karena tren ini adalah Happy Time Ciputra World Surabaya.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Seorang petugas sedang memberi penjelasan tentang bowling, salah satu olahraga rekreasi yang sedang digemari dan dibanjiri pengunjung karena tren ini adalah Happy Time Ciputra World Surabaya.

Dulu, hanya sekolah-sekolah yang menggelar acara di sini, kini perusahaan dan komunitas juga mulai tertarik untuk mengadakan event.

“Berkat berbagai informasi dari TikTok dan bicara mulut ke mulut, banyak perusahaan yang tahu ada wahana bowling yang bisa buat fun di Happy Game Ciputra ini,” sambungnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau