PROBOLINGGO, KOMPAS.com – Penutupan sementara kawasan wisata Gunung Bromo selama libur Hari Raya Idul Fitri 2025 menuai kritik Bupati Probolinggo, dr Muhammad Haris, yang akrab disapa Gus Haris.
Ia menegaskan pentingnya pembukaan Bromo pada momen Lebaran untuk mendukung perekonomian masyarakat setempat.
Pernyataan tersebut disampaikan Gus Haris saat menerima kunjungan Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK RI, Prof Dr Satyawan Pudyatmoko pada Kamis (27/3/2025).
"Saya menolak Bromo ditutup saat Lebaran," tegasnya.
Baca juga: Bukan di Bromo, Ladang Ganja TNBTS Ada di Semeru
Gus Haris mengungkapkan penutupan Gunung Bromo yang dijadwalkan selama lima hari, dari 28 Maret hingga 1 April 2025, memicu protes dari berbagai pihak, khususnya pelaku wisata dan masyarakat Suku Tengger yang bergantung pada sektor pariwisata.
“Bagi mereka, Lebaran adalah musim ramai. Kesempatan mencari rezeki. Kalau ditutup, mereka kehilangan penghasilan,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa pemilik penginapan, sopir jip wisata, hingga pedagang kecil sangat bergantung pada kunjungan wisatawan selama libur panjang.
Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Probolinggo bersama TNBTS sedang mencari solusi agar Bromo dapat dibuka setidaknya pada hari pertama Idul Fitri.
“Semoga dalam satu-dua hari ke depan ada keputusan final dari TNBTS. Kita siap bantu pengaturannya, termasuk soal keamanan dan teknis di lapangan,” imbuhnya.
Dampak penutupan ini mulai dirasakan oleh pelaku usaha wisata.
Baca juga: Wisata Probolinggo Fasilitasnya Melimpah: Di Bromo Saja Ada 30 Hotel, 180 Vila, 30 Restoran
Abdul Qodir Al Jailani, pemilik usaha travel Bromo Guide, mengaku beberapa tamunya dari luar daerah membatalkan kunjungan setelah mengetahui kawasan tersebut ditutup saat Lebaran.
“Sudah ada beberapa tamu dari Jakarta dan luar negeri yang cancel. Mereka kecewa karena sudah atur jadwal dan bayar DP. Ini tentu memukul kami,” kata Qodir.
Ia menambahkan bahwa momen libur Lebaran adalah waktu emas bagi bisnis wisata.
Jika penutupan tetap dilakukan, para pelaku usaha kecil seperti dirinya berpotensi merugi besar.
“Upaya Bupati Probolinggo untuk menekan TNBTS membuka wisata Bromo saat Lebaran, sudah mewakili kami,” ucapnya.