Misalnya, pada biaya ongkos transportasi kontrol maupun biaya perawatan luka yang dilakukannya setiap hari.
“Untuk membersihkan luka setiap dua hari sekali itu minta bantuan tenaga kesehatan yang datang ke rumah. Tentu enggak enak kalau enggak ngasih ongkos ke dia,” ujar Arif.
Baca juga: Paniknya Arif Saat Menyadari Istrinya Tak Ada di Boncengan Motornya, Dikira Terjatuh
Ditambah pula dengan alat maupun obat yang dibutuhkan untuk membersihkan dan merawat luka tersebut, termasuk beli kantong stoma untuk menampung kotoran yang keluar dari usus melalui lubang buatan di perut.
Semua peralatan dan obat penunjang tersebut harus dibelinya yang mencapai Rp 2 juta setiap bulannya.
Itu hanya pada kebutuhan perawatan luka, belum biaya rumah tangga.
Padahal, kondisi ekonominya juga tidak baik-baik saja.
Arif kini membutuhkan uluran tangan dari masyarakat untuk dapat melanjutkan pengobatannya.
Bantuan dana sangat diperlukan agar ia bisa menjalani perawatan medis yang diperlukan dan terus berjuang melawan penyakit ini.
Dengan harapan dan semangat yang masih menyala, Arif tetap berusaha untuk sembuh.
Dukungan dari berbagai pihak akan menjadi penyemangat baginya dalam menghadapi ujian berat ini.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang