Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral karena Istri Tertinggal Saat Mudik, Kini Arif Butuh Uluran Tangan untuk Lawan Kanker

Kompas.com, 25 Maret 2025, 09:18 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com – Arif Romadhon (39), pemuda asal Kelurahan Banaran, Kota Kediri, Jawa Timur, yang kini tinggal di Kalibata, Bantarjati, Bogor Utara, tengah berjuang melawan kanker usus stadium 2.

Dalam perjuangannya, pria yang pernah viral karena istrinya tertinggal saat mudik ini menghadapi keterbatasan ekonomi yang semakin menghambat proses pengobatannya.

Arif, yang sebelumnya dikenal sebagai pribadi aktif dan penuh semangat, kini harus berhadapan dengan kondisi tubuh yang kian melemah akibat penyakit yang dideritanya.

Sejak didiagnosis pada November 2024, ia telah menjalani operasi pengangkatan bagian usus yang terserang kanker pada Desember lalu.

Baca juga: Dulu Viral karena Istri Tertinggal Saat Mudik, Kini Arif Tak Bisa Pulang Kampung demi Berjuang Lawan Kanker

Namun, pascaoperasi, kondisi kesehatannya masih memerlukan perawatan intensif, termasuk kontrol rutin ke rumah sakit setiap dua minggu sekali.

Demi membiayai pengobatan, Arif telah menjual berbagai barang berharga yang dimilikinya, termasuk perabot rumah tangga hingga satu-satunya sepeda motor yang menjadi alat transportasi utamanya.

Meski telah berupaya sekuat tenaga, biaya yang diperlukan untuk perawatan medis masih sangat besar dan menjadi beban berat bagi dirinya.

“Saya tidak pernah menyangka akan menghadapi penyakit ini. Awalnya saya kira hanya asam lambung biasa, tapi ternyata kanker usus stadium 2,” ujar Arif saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/3/2025).

Sejak sakit, ayah dari seorang anak laki-laki kelas 4 SD ini tidak bisa beraktivitas.

Profesinya sebagai ojek "online" terpaksa berhenti total.

Bahkan, kini juga diputus mitra karena akunnya tak ada aktivitas.

Arif Romadhon di rumahnya yang kini tinggal di Kalibata Rt.3 Rw.11, Bantarjati, Bogor Utara, Selasa (24/3/2025).Dok pribadi Arif Arif Romadhon di rumahnya yang kini tinggal di Kalibata Rt.3 Rw.11, Bantarjati, Bogor Utara, Selasa (24/3/2025).

Praktis, tak ada lagi pemasukan.

Baca juga: Arif Tak Lagi Mudik, Dia Sedang Berjuang Melawan Kanker, Perabotan Dijual untuk Pengobatan

Seluruh tugasnya sebagai kepala rumah tangga kini ditangani oleh istrinya, Siti Aminah, yang membuka jasa jahit pakaian di rumah.

Namun, tentu hasil yang didapatkan istrinya itu jauh dari kata cukup untuk menutupi dua kebutuhannya, yakni kebutuhan pengobatan kanker maupun kebutuhan rumah tangga.

Selama pengobatannya, memang menggunakan layanan BPJS, tetapi tak seluruh kebutuhan yang timbul akibat sakitnya itu ditanggung oleh BPJS.

Halaman:


Terkini Lainnya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Surabaya
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau