Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hambat Irigasi, Tambang Pasir Kali Putih Blitar Digeruduk Ratusan Warga

Kompas.com, 13 Maret 2025, 15:12 WIB
Asip Agus Hasani,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Lebih dari seratus warga dari sejumlah desa di empat kecamatan di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, memprotes aktivitas penambangan pasir di aliran sungai lahar Gunung Kelud yang dikenal dengan nama Kali Putih di Desa Sumberagung, Kecamatan Gandusari, Kamis (13/3/2025) pagi.

Mereka meminta agar aktivitas penambangan pasir, terutama yang menggunakan alat berat, dihentikan karena diklaim berdampak langsung pada pasokan air, khususnya untuk irigasi lahan pertanian.

Koordinator aksi protes tersebut, Harmuji, mengatakan bahwa aktivitas penambangan pasir di Kali Putih telah berdampak pada pasokan air untuk kebutuhan irigasi lahan pertanian di 21 desa yang ada di empat kecamatan.

“Karena itu, aksi ini didukung oleh warga petani dari empat kecamatan yang telah dirugikan oleh aktivitas penambangan pasir di Kali Putih ini,” kata Harmuji kepada awak media di lokasi penambangan.

Baca juga: Empat Anak Meninggal karena DBD dalam Dua Bulan Pertama 2025 di Blitar

Empat kecamatan tersebut adalah Kecamatan Gandusari, Kecamatan Garum, Kecamatan Talun, dan Kecamatan Kanigoro.

Harmuji tidak memerinci bagaimana aktivitas penambangan pasir dengan menggunakan alat berat menghambat pasokan air irigasi pertanian.

Berdasarkan pantauan awak media, begitu massa tiba di lokasi penambangan, sejumlah alat berat milik perusahaan penambang CV Barokah 99 pun segera berhenti beroperasi.

“Tambang ini harus ditutup. Alat berat harus pergi dari penambangan ini,” teriak seorang peserta aksi.

Baca juga: KAI Tutup Pelintasan yang Menjadi Lokasi Tabrakan Maut Kereta Vs Honda HRV di Blitar

Warga menuntut agar aktivitas pertambangan menggunakan alat berat segera dihentikan.

Warga mengancam tidak akan pulang dari lokasi tambang jika alat berat tetap digunakan untuk menambang pasir.

“Warga tidak akan pulang jika alat berat yang digunakan penambang belum dibawa keluar dari sini,” ujar yang lain.

Sementara itu, perwakilan dari direksi CV Barokah 99, Aditya, mengatakan bahwa pihaknya melakukan aktivitas penambangan secara legal karena mengantongi izin yang dipersyaratkan dari pemerintah.

Meski demikian, Aditya berjanji akan mengakomodasi tuntutan warga, khususnya terkait penggunaan alat berat dalam melakukan penambangan pasir.

“Akan kami pelajari bagaimana kami akan bersikap. Ini sudah berizin legal. Masih kami koordinasikan dengan tim kami. Yang pasti kami sangat menghargai protes dari masyarakat,” ujar Aditya.

Untuk diketahui, terdapat puluhan titik lokasi penambangan pasir di kawasan kaki Gunung Kelud yang berada di sisi utara wilayah Kabupaten Blitar.

Dalam sebulan terakhir, terjadi gelombang protes dari warga terhadap penggunaan alat berat dalam penambangan pasir karena membatasi keterlibatan warga sekitar dalam penambangan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau