Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KAI Tutup Pelintasan yang Menjadi Lokasi Tabrakan Maut Kereta Vs Honda HRV di Blitar

Kompas.com, 12 Maret 2025, 15:10 WIB
Asip Agus Hasani,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 7 Madiun menutup pelintasan sebidang tanpa palang pintu dan penjaga di Dusun Genengan, Desa Sanankulon, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Selasa (11/3/2025).

Sehari sebelumnya, Senin (10/3/2025), Honda HRV yang dikemudikan oleh Heriyanto (54) tertabrak kereta api Singasari dan menewaskan penumpang Honda HRV atas nama Misnanto (55). Keduanya adalah warga setempat.

Penutupan pelintasan yang dilakukan bersama Dinas Perhubungan Kabupaten Blitar dan Polres Blitar Kota itu berlangsung dengan cara menanam secara vertikal beberapa potong balok besi sehingga menghalangi kendaraan roda empat untuk melintas.

Baca juga: Teriakan Penjual Takjil Gagal Selamatkan Honda HRV dari Tabrakan Maut dengan KA Singasari di Blitar

Manajer Humas PT KAI Daop 7 Madiun, Rokhmad Makin Zainul, mengatakan bahwa penutupan pelintasan sebidang tersebut dilakukan karena adanya kecelakaan yang terjadi sehari sebelumnya.

“Tindakan kami sebenarnya bertahap. Dimulai dengan pemasangan rambu-rambu dan lainnya di pelintasan sebidang,” ujar Rokhmad saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (12/3/2025).

“Namun setelah dievaluasi, ternyata di lokasi yang sama telah terjadi beberapa kali insiden. Terakhir adalah insiden yang kemarin sehingga penutupan atau pemortalan kami lakukan sebagai opsi terakhir,” imbuhnya.

Baca juga: Kereta Api Singasari Tabrak Honda BRV di Blitar, 1 Orang Tewas

Kata Rokhmad, prosedur penutupan pelintasan sebidang didasarkan pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 94 Tahun 2018.

“Kata kuncinya itu tadi, ketika terjadi beberapa kali kejadian di lokasi yang sama maka akan dilakukan penutupan,” ujarnya.

Rokhmad mengingatkan bahwa kecelakaan di pelintasan sebidang, dalam hal ini pelintasan tanpa penjaga dan palang pintu, telah merugikan tidak hanya pengguna jalan tetapi juga PT KAI.

Kerugian yang dialami PT KAI, lanjutnya, secara materiil berupa kerusakan pada lokomotif hingga, dalam beberapa kasus, berupa keterlambatan perjalanan kereta api yang berdampak domino.

Sedangkan kerugian bagi pengguna jalan sering berupa kerusakan kendaraan, luka badan, hingga kematian.

Ditanya apakah PT KAI tidak menyediakan anggaran untuk membangun palang pintu di pelintasan sebidang, Rokhmad mengatakan bahwa beban pembangunan palang pintu maupun penyediaan petugas penjaga lebih banyak dibebankan kepada pemerintah daerah.

Ketentuan itu, lanjutnya, telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian.

“Jadi lebih dibebankan ke pemerintah daerah. Jika perlintasan ada di jalan kabupaten, maka menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten setempat,” tuturnya.

Lebih jauh, Rokhmad menuturkan bahwa banyak pelintasan sebidang yang ada saat ini sebelumnya merupakan persilangan antara rel kereta api dan jalan setapak atau kendaraan roda dua.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau