SUMENEP, KOMPAS.com - Sore sudah tiba dan langit sedang cerah. Saat itu, Mariana (24) mulai menyalakan motornya untuk ngabuburit, menunggu waktu berbuka puasa tiba, pada Selasa (4/3/2025).
Mariana adalah perempuan muda asal Desa Pulau Sakala, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Secara geografis, Sakala adalah pulau paling jauh yang ada di Provinsi Jawa Timur.
Pulau ini menjadi zona paling timur dari Waktu Indonesia Barat (WIB).
Baca juga: Tradisi Baguba di Matemega Sumbawa, Ngabuburit Perkuat Pendidikan Karakter Anak Saat Ramadhan
Setiap sore, Mariana bersama keluarga dan kawan-kawannya sering menunggu waktu berbuka puasa di wisata Batu Makdengkeng yang berada di Dusun Tunggara, atau sisi selatan Desa Pulau Sakala.
Warga Pulau Sakala beranggapan bahwa wisata Batu Makdengkeng keramat, karena batu itu seperti duduk di batu yang ada di bawahnya.
Baca juga: Ngabuburit di Semesta’s Gallery Jakarta Selatan, Ajak Anak Bermain
Tidak hanya itu, batu itu menjadi unik karena ukurannya seakan terus membesar, padahal batu itu tidak menyatu dengan batu di bawahnya.
"Banyak muda-mudi yang ngabuburit di sini. Karena bagus," kata Mariana saat menceritakan pengalaman ngabuburitnya kepada Kompas.com, Rabu (5/3/2025).
Mariana menambahkan, pemandangan di Batu Makdengkeng ini juga eksotis. Setiap pengunjung yang datang bisa menikmati sunset dengan mata telanjang.
Selain itu, mereka juga bisa berswafoto dengan latar belakang Batu Makdengkeng itu.
"Kalau dijadikan latar foto, batunya bagus," imbuh dia.
Selain sunset dan obyek Batu Makdengkeng, para pengunjung juga akan disuguhi pemandangan laut yang meneduhkan dengan hamparan pasir yang luas.
Kakak Mariana, Moh. Romli (37), juga menyampaikan pengalaman yang sama saat ngabuburit di Wisata Batu Makdengkeng.
Saat momen Ramadhan, kadang ada pengunjung yang datang bersama keluarga. Mereka tidak hanya ngabuburit, namun juga berbuka puasa di wisata itu.
Hanya saja, fasilitas penerangan di Batu Makdengkeng belum memadai. Wisata Batu Makdengkeng masih sangat alami.